Kampusiana

Hibah Nuansa Islami lagu Alif dan Ba pada Milad HMJ IAT 2024

Musisi asal Bandung, Panji Sakti membawakan lagu Alif dan Ba dalam acara penutupan Milad Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (HMJ IAT) di Aula Abdjan Soelaeman, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Selasa (10/12/2024). (Foto: Guntur Saputra/Suaka)

SUAKAONLINE.COM –  Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir tahun ini kembali menggelar Milad di Gedung Abdjan Soelaeman, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Selasa (10/12/2024). Acara ini dimeriahkan oleh penyanyi solo, Panji Sakti yang menyanyikan lagu Alif dan Ba.

Ketua pelaksana, Siti Marwah Zakiyah mengatakan alasannya mengundang Panji dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memberikan nuansa baru. “Kami ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda. Maka kami pilih Panji Sakti yang tetap membawa unsur islami, namun dalam genre musik,” jelasnya, Selasa (10/11/2024).

Siti bercerita, ia dan kawan-kawan penyelenggara terpantik oleh lagu Kepada Noor. Nilai religius yang dibalut dalam lantunan musik menjadi alasan mereka mengundang Panji. “Bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, meskipun tetap ada sisi religiusnya,” tambah Siti.

Di sisi lain, salah satu penggemar, Tita Ayu mengatakan lagu Tanpa Aku yang menjadi favoritnya. Menurutnya, lagu Tanpa Aku memiliki makna yang mendalam dan religius. “Lagunya ngingetin kita kalo ‘Tanpa Aku’ kita bukan siapa-siapa. Bantu aku mencari jalan pulang, bantu aku menemukan jalan ku sebenarnya,” ujarnya, Selasa (10/11/2024).

Lagu Alif dan Ba: Pemurnian Diri Manusia Melalui Ujian

Band Panji Sakti tampil sebagai bintang tamu dipenutupan milad tersebut. Mereka mempersembahkan lagu-lagu yang sarat akan pesan spiritual. Salah satu lagu yang menarik perhatian adalah Alif dan Ba, meskipun lagu ini belum dirilis secara resmi.

Ketika ditanya alasan membawakan lagu itu, Panji mengatakan bahwa hal tersebut adalah keputusan spontan. “Alasannya tidak ada, ini itu ide spontan aja waktu di sini.” Teruskan kebetulan jurusannya Al-Qur’an tafsir gitu ya. Kan sangat dekat sama huruf-huruf hijaiyah,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Panji menjelaskan makna mendalam di balik lagu tersebut. “Kalau manusia diperas, makin murni jadinya. Seperti lagu pertama tadi, kami berharap manusia bisa kembali kepada esensinya.” Ia juga menambahkan bahwa inti dari Al-Quran, khususnya Surat Al-Fatihah, dapat diperas hingga pada kata “Bismillah”. Dan dari kata tersebut, maknanya semakin disederhanakan menjadi huruf “Ba”.

Ia menegaskan bahwa proses pemurnian ini erat kaitannya dengan ujian dan kesulitan yang dihadapi dalam hidup. “Semoga kita diperas ini dengan ujian, kesusahpayahan, derita, dan sakit hati, supaya kita bisa murni dan menjadi diri sebagaimana yang Allah inginkan,” ujar Panji saat diwawancarai Suaka setelah acara.

Melalui lagu ini, Panji Sakti ingin menyampaikan pesan kepada pendengarnya agar tidak mengeluh saat menghadapi ujian hidup. “Jangan mengeluh kalau sedang diuji. Kadang kita suka ngeluh sama hal kecil, bahkan sama cuaca. Itu kan hal yang memalukan. Ujian itu adalah cara Allah memurnikan kita.”

Musisi tersebut juga berharap lagu Alif dan Ba bisa memancing rasa penasaran pendengar untuk memahami pesan di baliknya. “Kalau mereka bertanya kenapa ini lagu Alif dan Ba, mereka akan mencari tahu. Setidaknya, saya sudah menjalankan apa yang Tuhan titipkan. Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat, satu huruf, atau satu perilaku.”

Terakhir, Saat ditanya mengenai lagu favoritnya dari rangkaian karya yang pernah ia buat, Panji Sakti menyebutkan lagu Tanpa Aku. Menurutnya, lagu ini memiliki kedalaman makna yang sangat pribadi. “Itu doa, ya. Semoga aku gak bawa apa-apa saat bertemu Engkau, Ya Allah, bahkan gak bawa diriku,” tuturnya penuh haru.

Reporter: Guntur Saputra & Mujahidah Aqilah/Suaka

Redaktur: Zidny Ilma/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas