Hukum dan Kriminal

Menjaga Api Perlawanan Dago Elos Lewat Festival Kampung Kota

Rantimaya menampilkan dongeng berjudul Marsinah dalam pra event Festival Kampung Kota (FKK) yang berkolaborasi bersama aliansi Simpul Puan di pelataran Balai RW 2 Dago Elos, Kota Bandung pada Sabtu, (4/3/2023). Pra event ini merupakan rangkaian acara yang dibuat dalam rangka menjalin solidaritas terhadap penggusuran Warga Dago Elos.

SUAKAONLINE.COM – Mural dan spanduk bertuliskan ‘Dago Elos Never Lose’ yang terlihat saat memasuki Jalan Dago Elos I masih menjadi bukti bentuk perlawanan warga Dago Elos untuk mendapatkan keadilan. Kali ini, warga mendapat banyak dukungan dari berbagai elemen masyarakat, salah satunya dengan penyelenggaraan Festival Kampung Kota (FKK).

Setelah vakum selama 4 tahun, FKK kembali akan digelar pada pertengahan tahun ini di Dago Elos. FKK sendiri merupakan festival perlawanan yang mengambil jalan untuk mengubah titik konflik menjadi ruang publik. Kegiatan ini, rencanya akan diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya; penampilan musik, diskusi, dan aktivitas seni selama sebulan penuh.

Seperti yang dijelaskan oleh salah satu tim media Festival Kampung Kota (FKK), Babaw bahwa festival ini berbeda dengan festival pada umumnya. Sebab FKK berangkat dari kebutuhan yang terjadi di lapangan. “Lapangan di dalam ini berarti beberapa titik konflik. Karena muncul kebutuhan untuk kampanye ataupun kebutuhan-kebutuhan urgensi di lapangan,” ungkapnya saat ditemui pada Sabtu, (4/3/2023).

Sebelumnya Dago Elos juga pernah dipilih sebagai lokasi diadakannya kegiatan FKK pertama pada tahun 2017 dengan mengangkat tema ‘Merebut Ruang Hidup’. Tema tersebut sejalan dengan kondisi dan urgensi Dago Elos yang terus mendapat ancaman penggusuran dari PT Dago Inti Graha dan keluarga Muller selaku pihak yang mengakui kepemilikan tanah wilayah Dago Elos.

Selanjutnya, tahun 2019 kegiatan FKK pernah diadakan di Tamansari. Mengangkat tema ‘Merayakan Solidaritas’, FKK kedua tersebut berperan mengumpulkan simpul-simpul solidaritas yang sudah banyak berkontribusi di Tamansari. Hingga 4 tahun berselang akhirnya FKK ketiga kembali akan digelar.

Memperkuat Ikatan Dago Elos

Adanya permasalahan yang terus bergulir dan ancaman penggusuran ini bisa terjadi kapan saja. Hal ini yang ditakutkan oleh warga. Salah satu warga, Ristia Kusnadi atau lebih akrab disapa Ayang juga mengakui belum ada titik terang untuk masalah sengketa Dago Elos ini. “Secara hukum, dua step (tahap -red) terakhir itu kita lapor ke Polda, tapi dinyatakan tidak ada kelengkapan surat-surat. Jadi kurang lengkap surat-suratnya,” ujarnya saat ditemui langsung.

Karena alasan tersebut, kegiatan FKK akan kembali diselenggarakan. Babaw mengungkapkan bahwa semenjak Dago Elos kalah putusan Mahkamah Agung (MA) di tahun 2022, ancaman penggusuran semakin nyata. Namun, ada beberapa hal yang membuat pihak lawan berpikir panjang untuk melakukan penggusuran. “Mereka ternyata ketakutan terhadap crowd (kerumunan -red) yang terjadi di Dago Elos. Maka dari itu temen-temen mengupayakan supaya menjaga api itu tetap hangat,” ungkapnya.

Sedari kegiatan FKK pertama dan kedua yang turut melibatkan banyak elemen masyarakat. Tentu pada FKK ketiga ini juga akan melibatkan beberapa jaringan kolektif di Bandung beserta forum pembebasan yakni Dago Melawan. Selain itu, pihak penyelenggara akan mengundang beberapa orang dari beberapa kota, baik itu yang terkoneksi dalam organisasi maupun individu yang tidak terkoneksi dalam jaringan maupun organisasi.

Terkait teknisnya, acara ini nantinya akan lebih banyak melibatkan warga. Hal itu juga dijelaskan oleh Ayang, FKK ini bermaksud untuk warga yang ada di daerah ini. oleh karena itu, akan lebih banyak melibatkan warga. “Jadi mungkin sebelumnya FKK itu banyak dari aliansi, teman-teman dari luar. Nah sekarang kita ingin lebih concern (perhatian -red), setidaknya 50 persen dari warga,” ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Babaw, karena mengevaluasi dari kegiatan FKK pertama dan kedua yang tidak terlalu melibatkan warga. Maka kali ini warga akan dilibatkan baik dalam kepanitiaan, penyusunan acara, dan kegiatan lainnya. “Makanya itu tidak mungkin kan melakukan kesalahan yang sama. Dan teman-teman maupun warga sepakat untuk lebih melibatkan warga di dalamnya,” jelasnya.

Pra Event Rayakan Hari Perempuan Internasional

Sebelum menuju acara yang akan diadakan pada bulan Mei nanti. FKK mengadakan pra event guna memberitahukan kepada khalayak tentang kegiatan FKK di Dago Elos. Kali ini FKK berkolaborasi dengan Aliansi Simpul Puan dalam kegiatan menjelang International Women’s Day. Pra event ini digelar di Balai Warga Rw 2, Dago Elos, Kota Bandung, Sabtu, (4/3/2023).

Mengangkat tema ‘Mengurai Perjuangan Gerakan Perempuan Melalui International Women’s Day’, acara ini diisi dengan berbagai kegiatan. Seperti konferensi, diskusi terbuka, serta penampilan-penampilan. Salah satu penampilan yang sangat menarik perhatian yakni dongeng berjudul “Marsinah” yang dibawakan oleh Ratimaya.

Menceritakan tentang Marsinah yang belum juga mendapatkan keadilan sampai hari ini. Pendongeng, Ratimaya menjelaskan dongeng yang ia buat dan tampil ini merupakan bentuk protes bagaimana pemerintah seperti tidak peduli dengan adanya pelanggaran HAM. “buktinya masih ada aksi kamisan, aksi pelanggaran HAM yang lain karena memang kasus-kasus HAM termasuk kasusnya Marsinah itu belum tuntas,” jelasnya saat diwawancara setelah usai membawakan dongeng.

Terkait kegiatan FKK, Ratimaya mengatakan acara ini penting, sebab menjadi ajang pertemuan masyarakat. “Untuk acara ini seru ya karena mengumpulkan kembali teman-teman yang sebelumnya jarang berkumpul, karna adanya pandemi. Karna FKK juga kan sempat vakum. Akhirnya ada lagi FKK, seru, bisa ngumpulin teman-teman,” ungkapnya.

Selaras dengan Ayang, ia mengungkapkan acara IWD dan FKK ini menjadi momen untuk meramaikan kembali aktivasi ruang di Dago Elos. “Saya pikir ini kesempatan untuk mengaitkan IWD ini dengan Dago Elos. Saya bersyukur kembali, (IWD dan FKK -red) diadakan di sini, rapat beberapa kali di sini. jadi di sini rame lagi,” katanya.

Reporter: Fitri Nur Hidayah/Suaka

Redaktur: Mohamad Akmal Albari/Suaka

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas