Kampusiana

Pemahaman Mahasiswa Terhadap Kenyataan Sosial Masyarakat Berkurang

Dianto Bachriadi saat mengisi kuliah umum pada Opening Ceremony milad jurusan Sosiologi UIN SGD Bandung, Kamis (16/4/2015). Dianto membahas tentang pemahaman dan analisis mahasiswa terhadap permasalahan-permasalahan dan kenyataan sosial yang ada dimasyarakat. (Edi Praseyo/ Magang)

Dianto Bachriadi saat mengisi kuliah umum pada Opening Ceremony milad jurusan Sosiologi UIN SGD Bandung, Kamis (16/4/2015). Dianto membahas tentang pemahaman dan analisis mahasiswa terhadap permasalahan-permasalahan dan kenyataan sosial yang ada dimasyarakat. (Edi Praseyo/ Magang)

SUAKAONLINE.COM—Pemahaman mahasiswa mengenai kenyataan sosial yang ada di masyarakat mulai berkurang. Hal tersebut diutarakan oleh salah satu anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Dianto Bachriadi saat mengisi kuliah umum dalam acara Opening Ceremony milad jurusan Sosiologi UIN SGD Bandung, Kamis (16/4/2015).

Menurut Dianto, mahasiswa sekarang lebih mementingkan polemik akademik yang ada didalam kampus. Namun mahasiswa kurang bergerak ke tengah masyarakat. Disini, Dianto mengajak mahasiswa untuk lebih sadar dan meningkatkan pemahaman terhadap kondisi sosial dimasyarakat.

“Untuk mendorong perubahan sosial, dengan cara analisis yang tidak biasa, yaitu analisis yang dilakukan bersama masyarakat itu sendiri. Jadi bukan kita yang datang pada mereka lalu menganalisis mereka. Tapi kita dan mereka bersama-sama menganalisis masalah mereka. Sebenarnya ini metode lama, tapi menurut saya metode itu mulai menghilang” ujar Dianto yang merupakan dosen Sosiologi UIN SGD Bandung.

Pria kelahiran Lahat, Sumatera Utara itu juga memberikan empat inti perlunya melakukan analisis kenyataan sosial yang ada dimasyarakat. Pertama, membongkar kesadaran historis yang ada dalam masyarakat tersebut, karena masyarakat harus disadarkan dengan apa yang terjadi sekarang adalah hasil dari sejarah yang sudah terjadi.

Kedua membongkar kesadaran struktural, yaitu kesadaran tentang bekerjanya kekuasaan yang ada ditengah masyarakat. Masyarakat harus mengerti bahwa mereka hidup did alam struktur kekuasan tertentu. Kekuasaan bukan hanya ada dipemerintahan, namun kekuasaan juga ada di kehidupan sehari-hari.

Ketiga membongkar kesadaran masyarakat akan kelas sosial, yaitu tentang adanya perbedaan-perbedaan yang ada didalam masyarakat. Seperti perbedaan gender, tingkatan pendidikan dan ekonomi. Keempat, membongkar kesadaran tentang bekerjanya suatu kebijakan. Jadi, masyarakat harus diberi pemahaman mengenenai dampak yang terjadi dari kebijakan-kebijakan yang ada. Karena, suatu kebijakan mempunyai dampak yang berbeda-beda pada setiap lapisan masyarakat. Itulah yang seharusnya dilakukan dalam analisis social dimasyarakat.

“Itu bukan pekerjaan riset akademis atau penelitian saja, tetapi lebih kepada pekerjaan intelektual yang dilakukan bersama masyarakat” tambah Dianto.

Dianto juga berharap mahasiswa harus bisa memahami dan memberi solusi kepada setiap permasalahan yang ada di masyarakat. “Bahasa sederhananya, mahasiswa harus kembali kepada pelukan masyarakat. Karena tidak bisa dipungkiri, pada dasarnya dari sanalah mahasiswa berasal, baik fisik ataupun sistem. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat” tutup pria berkumis tersebut.

Reporter         : Edi Prasetyo / magang

Redaktur        : Isthiqonita

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas