SUAKAONLINE.COM – Di Wisuda ke-60 UIN SGD Bandung, ada hal menarik yang sayang untuk dilewatkan. Yakni menjamurnya para pedagang keliling yang ikut mencari rezeki saat wisuda berlangsung.
Para pedagang tersebut memadati setiap lorong kampus yang tersedia. Mulai dari gerbang depan, pinggiran kampus, sampai gerbang belakang kampus. Meskipun mereka dilarang untuk berjualan di dalam kampus, tapi ada saja yang bisa lolos dari pengamanan petugas. Meskipun akhirnya terpaksa berjualan di luar kembali.
Mereka menjual beraneka macam bentuk dagangan. Mulai dari bunga, boneka wisuda, sampai pernak-pernik lainnya.
Namun, untuk dapat berjualan dengan aman dan nyaman, para pedagang harus rela merogoh kocek sebesar Rp5000,- kepada Karang Taruna di sekitaran Cibiru. Uang itu dialokasikan sebagai retribusi (pajak) keamanan saat berjualan.
Didi, salah seorang penjual bunga di depan kampus mengatakan bahwa setiap pedagang harus membayar Rp5.000,- sebagai uang keamanan. ”Kalau di dalam gak boleh jualan, tapi disini boleh, bayar Rp5.000 ke Karang Taruna demi keamanan,” ujar pedagang asal Lembang tersebut.
Sama seperti Didi, Ical pedagang pernak-pernik juga menyatakan hal yang serupa. “Iya, disini dipungut Rp.5000,- untuk keamanan katanya. Kalau jualan, ya, penglaris aja,” tuturnya.
Memang, setiap kali gelaran wisuda di kampus UIN SGD Bandung selalu ramai oleh beragam pedagang. Mereka seolah melengkapi kemeriahan acarara wisuda. Namun agara acara tersebut lebih kondusif dan terlaksana dengan baik, para pedagan tidak diizinkan berjualan di dalam kampus.
Seperti yang dijelaskan bagian Hubungan Masyarakat UIN SGD Bandung. “Jualan boleh saja, tapi di luar, biar tidak menggangu kekhidmatan acara,” ujarnya, Sabtu (13/04/2014) di Gedung Al-jami’ah.
Reporter : Restia Aidila Joneva
Redaktur : Adi Permana