
Oleh: Auliya Umayna Andani*
Hidup yang tak biasa terkira
Mengulik setiap jawab yang tertutup
Bukankah bapak telah mengerti apa yang sedang terjadi ?
Bukankah kau sudah mendengar anakmu bertanya bagaimana cara selamatkan negeri?
…
Pak, coba kau dengar
Anakmu mendayu memohon pertolongan
Berteriak meminta keadilan
Bukankah wajah murammu pertanda kau sedang kebingungan?
Atau hanya selembar topeng penutup kebahagiaan?
…
Saat kau meminta
Memohon
Berharap anakmu berikan suara,
Mengapa mereka terlihat sangat bahagia?
Kau juga yang membantu menyambung asa
…
Kini, anakmu meminta
Tapi mengapa kau lebih mirip kura- kura?
Pak, lihat anakmu bertutur tanpa kata
Bahkan berdoa bukan lagi bersuara
…
Dulu, kau nampak bak lebih ahli dari Tuhan
Tapi kini hanya ada kata yang menyesakkan
Dengan wajah gembira
Tertawa
Sadarkah kau seberapa hina?
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Jurnalistik semester empat dan anggota magang LPM Suaka 2020