
Wartawan foto Koran Sindo, Djuli Pamungkas saat memaparkan materi tentang jurnalistik foto dalam seminar umum pelatihan dasar jurnalistik untuk standardisasi pers mahasiswa tingkat HMJ, yang diselenggarakan oleh suara aksara Ilmu Hukum UIN SGD Bandung, di Aula Utama Fakultas Syariah dan Hukum, Selasa (14/3/2017). Seminar ini diisi juga oleh Pemimpin Umum LPM Suaka, Isthiqonita dan CEO & Founder Geevv, Azka Asfari Silmi. (Rendy M. Muthaqin/ SUAKA)
SUAKAONLINE.COM – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Hukum, menggelar seminar umum suara aksara, di Aula Utama Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Selasa (14/3/2017). Acara yang digelar bidang pers ini bertemakan ‘Pelatihan Dasar Jurnalistik untuk Standardisasi Pers Mahasiswa Tingkat HMJ’, dengan menghadirkan tiga orang pemateri yaitu Pimpinan Umum LPM Suaka, Isthiqonita, Wartawan Foto Koran Sindo Djuli Pamungkas, dan CEO & Founder GEEVV, Azka Asfari Silmi.
Menurut Ketua Pelaksana, Layalul Hilwa, tema ini diambil karena bidang pers ditingkat HMJ perannya dirasa kurang. “Bidang pers yang ada di HMJ beberapa jurusan juga malah tidak aktif,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa, tujuan diadakan seminar ini untuk meningkatkan kualitas pers mahasiswa yang ada dilingkungan HMJ khususnya bidang pers.
Dalam materi pertama mengenai manajemen pers, yang disampaikan Pimpinan Umum LPM Suaka, Isthiqonita. Dipaparkan bahwa, jika ingin mendirikan sebuah pers mahasiswa setidaknya terdapat struktur kepengurusan yang terdiri dari officio, redaksi, perusahaan, serta penelitian dan pengembangan. “Kita sebagai pers mahasiswa harus bergerak secara independen tidak boleh ada campur tangan organisasi internal,” tegasnya.
Selain itu, pers mahasiswa juga dihadapkan dengan berbagai hambatan dari internal maupun eksternal kampus. Maka terdapat beberapa cara bagi persma melindungi diri dengan menaati kode etik jurnalistik dan UU Pers No. 40 tahun 1999, berjejaring dengan organisasi serupa yang memiliki tujuan yang sama dan National Government Organisation (NGO) yang berkaitan dengan organisasi, serta menjaga dan melindungi kebenaran.
Kemudian dimateri kedua Jurnalis foto Koran Sindo, Djuli Pamungkas memaparkan materi mengenai kejurnalistikan khususnya jurnalistik foto. Ia menyampaikan bahwa fotografer adalah masalah rasa. Objek foto bisa dipandang bagus atau tidak tergantung penempatan angle fotografer dan selera penikmat foto. “Nah, jika memang tertarik dengan fotografer kita harus menekuni dari sekarang, karena fotografi itu punya rasanya masing-masing, harus mengandung informasi, dan seorang fotografer bekerja untuk keabadian,” ujarnya.
Pemateri terakhir yang turut hadir yaitu CEO & Founder GEEVV, Azka Asfari Silmi. Azka mengungkapkan bahwa dunia digital bagian dari realita. Tidak ada yang bisa lepas dari dunia digital, bahkan setiap 18 bulan sekali teknologi berkembang menjadi dua kali lipat. Contohnya berita hoax yang menjadi viral dikalangan masyarakat disebabkan fenomena the filter bubble, yang merupakan hasil dari personalisasi pencarian dimana algoritma website secara selektif menebak apa yang ingin dilihat berdasarkan informasi pengguna.
Ketua HMJ Ilmu Hukum, Raka Junisar sangat mengapresiasi seminar jurnalistik perdana ini, karena merupakan inovasi baru untuk Jurusan Ilmu Hukum. Ia juga selaku ketua, memberikan keleluasaan kepada bidang-bidang yang ada di HMJ untuk mengembangkan kemampuannya. “Suara Aksara sendiri baru dilaunching pada kepegurusan saya, dan saya harap bisa menjadi BSO di HMJ Ilmu Hukum. Kemudian sebagai pers kita harus bebaskan apa yang kita inginkan jangan mudah di intervensi, karena kita manusia merdeka, ” pungkasnya.
Reporter : Elsa Yulandri/ Magang
Redaktur : Hasna Salma