Lintas Kampus

Tradisi Banjir Rancaekek, Agenda Rutin Selepas Hujan Reda.

 

 

[Suakaonline]-Tradisi genangan banjir seakan sudah menjadi agenda tahunan di kawasan Rancaekek. Dimulai dari tahun 2005 hingga sekarang, banjir masih menjadi fenomena yang tak luput dari problematika sosial bagi masyarakat kawasan Rancaekek, khususnya di area sekitar kawasan Kampung Cina.


Menurut Tito Taufik, selaku mantan ketua RW setempat, ada beberapa hal yang menjadi faktor-faktor utama penyebab banjir. Seperti letak geografis Rancaekek yang berada di kawasan dataran rendah, saluran gorong-gorong yang mengalami penyempitan, pembangunan ruko di pinggir jalan. Kesadaran masyarakat yang minim hingga ekspansi pabrik-pabrik yang ditengarai turut berkontribusi sebagai penyebab banjir.


Di samping itu, ada kecurigaan yang diutarakan kepada pihak pabrik-pabrik yang dinilai nakal, dengan memanfaatkan momentum banjir sebagai sarana pembuagan limbah yang dihasilkan pabrik-pabrik di kawasan tersebut.


Hal itu diamini oleh Andri Rijal Faisal, warga setempat yang turut berkomentar, “Biasanya pabrik-pabrik membuang limbah perusahaanya ketika banjir,” tuturnya Senin, (21/4).


Indikasi adanya praktek-praktek nakal perusahan tersebut bisa dinilai dari efek-efek penyebaran penyakit yang terjadi di kawasan banjir.


“Biasanya saya merasakan gatal-gatal kalau terkena banjir,” tambahnya.


Adapun efek-efek lain yang ditimbulkan dari banjir tersebut. Seperti rutinitas warga yang terganggu, wabah demam berdarah, lahan pertanian warga yang tergenang banjir, serta  maraknya kasus kecelakaan kendaraan bermotor yang terjadi saat banjir melanda.


“Banjirnya suka bikin telat, banyak terjadi kecelakaan yang disebabkan jalan berlubang,” tutur Suparman, warga yang melintas di kawasan banjir.


 

Pemerintah Tak Menanggapi


Mirisnya, sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak pemerintah maupun perusahaan mengenai penanganan banjir di kawasan tersebut.


“Sampai saat ini belum ada tindakan dari pihak pabrik maupun pemerintah untuk menanggulangi banjir ini. Dari pihak RW sendiri, kami sudah mengajukan somasi kepada pemerintah Sumedang,” papar Tito.


Selain itu, menuru Tito perlu ada koordinasi antara pihak pemerintahan Kabupaten Sumedang dan Kota Bandung untuk menanggulangi permasalahan banjir tersebut.


Ia juga berharap agar pihak perusahaan bisa menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar, serta lebih memperhatikan keinginan serta keluhan masyarakat sekitar agar permasalahan banjir ini bisa diselesaikan.


 

 

 

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas