Kampusiana

1435 Dosen dan Pegawai di UIN Bandung Divaksinasi

Petugas Vaksinasi menyuntikkan dosis vaksin Covid-19 pertama dengan dosis sebanyak 0,5 ml kepada Pegawai UIN SGD Bandung, di Gedung Anwar Musaddad, Selasa (6/4/2021). (Awla Rajul/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – UIN SGD Bandung melaksanakan vaksinasi Covid-19 Mandiri tahap pertama bagi dosen, pegawai, satpam, dan petugas kebersihan di Gedung Anwar Musaddad, Selasa (6/4/2021). UIN SGD Bandung akan menvaksinasi sebanyak 1.435 orang, yang dimulai pada Selasa hingga Jumat (9/4/2021). Adapun jenis vaksin yang diberikan merupakan vaksin produksi Bio Farma dengan nama Cov2bio.

Ketua Satgas Covid-19 UIN SGD Bandung Ah Fathonih menyampaikan, vaksinasi ini dilaksanakan atas kerjasama dengan Klinik Pratama UIN SGD Bandung, Klinik Pajajaran, Dinas Kesehatan kota Bandung, Puskesmas Cipadung, Ikatan Bidan Kota Bandung dan Mahasiswa STIKES Bakti Kencana. Dalam pelaksanaannya, Fathonih merencanakan 400 peserta vaksinasi perhari.

“Kita ini mandiri (vaksinasi, red), karena kita diberikan kewenangan untuk melaksanakan vaksinasi di wilayahnya masing-masing dengan jumlah yang banyak. Kalau kita ikut program yang dicanangkan oleh puskesmas, itu tidak bisa menjamin seluruhnya bisa divaksinasi. Oleh karenanya, kita mengadakan mandiri dan bekerja sama dengan pihak puskesmas,” ungkapnya ketika ditemui di Gedung Anwar Musaddad, Selasa (6/4/2021).

Meski belum pasti, dalam rangka menjalankan perkuliahan tatap muka, Fathonih berharap vaksinasi juga dapat dilaksanakan bagi mahasiswa. “Ya mudah-mudahan aja ke depan, kalau ada jatah untuk mahasiswa kita juga akan melakukan vaksinasi untuk mahasiswa dalam rangka perkuliahan tatap muka,” tambahnya. Pelaksanaan Vaksinasi Mandiri tahap kedua rencananya akan dilaksanakan pada awal bulan Mei.

Petugas Vaksinasi Covid-19 dari Puskesmas Cipadung, Henifah menyampaikan bahwa syarat mengikuti vaksinasi ini yaitu sehat. Apabila memiliki kontra indikasi dengan Vaksin Covid-19, maka diharuskan memiliki surat rekomendasi dari dokter spesialis, dinyatakan stabil dan diizinkan divaksinasi. Untuk vaksinasi di UIN SGD Bandung sendiri menyasar usia yang beragam, mulai dari 18-59 tahun, hingga usia 60 tahun ke atas.

Ada empat meja dalam tahapan vaksinasi, di antaranya adalah meja registrasi, meja screening, meja vaksinasi dan meja catatan pelaporan dan observasi. Karenal vaksinasi massal, pada meja screening dipisah menjadi dua, yaitu meja 2A dan 2B. “2A itu pemeriksaan tensi dan suhu, kemudian di 2B itu pemeriksaan screening. Ada 15 butir pertanyaan screening tentang Covid-19. Di dalamnya ada tentang beberapa penyakit yang sedang diderita,” pungkasnya saat ditemui usai Vaksinasi berlangsung.

Pada meja ketiga yaitu suntik vaksin. Setiap peserta disuntik di lengan sebelah kiri dengan dosis sebanyak 0,5 ml. Nantinya dosis ini akan diulang setelah 28 hari. Setelah divaksin, peserta harus menunggu 30 menit untuk dilihat reaksi awal dari vaksin Covid-19. “Misalnya apakah ada keluhan pusing, atau mual-muntah atau ada reaksi alergi lain seperti sesak, ada ruam-ruam gatal gitu. Kalau misalnya aman, sasaran ini kita beri kartu vaksinasi yg dicetak secara online. Kemudian bisa pulang,” jelasnya.

Vaksinasi Covid-19 dilaksanakan dalam dua tahap disebabkan oleh kinerja dari dosis vaksin. Pada suntikan dosis pertama, vaksin akan bekerja membentuk sel memori. Setelah vaksinasi tahap kedua, barulah kemudian terbentuk antibody terhadap sel memori. “Banyak orang yang berfikir setelah saya divaksin yang pertama saya kebal dan bisa keluar kota dengan bebas, bisa lepas masker dengan enak, bisa berkerumum dengan bebas. Padahal setelah vaksin yang pertama tidak terbentuk antibodi sama sekali. Terbentuk antibodinya biasa 14-28 hari setelah suntikan yg kedua.” Pungkasnya.

Reporter         : Awla Rajul/Suaka

Redaktur        : Fuad Mutashim/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas