SUAKAONLINE.COM– Januari lalu beredar postingan di akun instagram @semauinsgd yang merupakan akun resmi Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U) UIN SGD Bandung, bahwa sertifikat Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaa (OPAK) angkatan 2015 akan dibagikan pada bulan Februari 2018. Namun, hingga kini masih belum terdengar kabar perihal pembagian sertifikat OPAK tersebut.
Tak sesuai rencana, sertifikat OPAK angkatan 2015 kembali direncanakan akan dibagikan pada awal Maret 2018. Padahal pendataan mahasiswa yang belum mendapatkan fasilitas OPAK tersebut sudah dilakukan sejak Desember 2017. Beberapa hal menjadi penghambat pembagian sertifikat OPAK tersebut dibagikan pada Februari.
Belum cukupnya anggaran menjadi salah satu penghambat belum dimulainya produksi sertifikat OPAK untuk angkatan 2015. Ketua Komisi 3 Hubungan Masyarakat dan Advokasi Sema UIN SGD Bandung, Iqbal Candra Dewata menyatakan bahwa ia dan anggota Sema-U lainnya sudah mulai mengkomunikasikan perihal sertifikat OPAK angkatan 2015 tersebut dengan bagian kemahasiswaan sejak awal perkuliahan.
“Kita sharing anggaran juga kan karena anggaran dari Sema-U tidak banyak. Maka kita juga meminta anggaran dari bagian kemahasiswaan berapa yang akan turun. Karena minta ke panitia juga udah pada habis kan anggarannya,” ujar ketua komisi 3 tersebut, Rabu (7/2/2018)
Pria yang akrab disapa Ibay ini menjelaskan anggaran dari bagian kemahasiswaan belum bisa turun dikarenakan pembayaran UKT masih diperpanjang, Dari pembayaran UKT tersebut akan ada alokasi kas anggaran kemahasiswaan. “Nah, saat ini kas kampus itu masih kosong, sedangkan baru bisa diakses anggaran tersebut tanggal 20 Februari 2018. Maka kita akan follow up lagi pada tanggal itu,” ungkapnya.
“Kita tinggal menunggu anggaran pelengkapnya dari kemahasiswaan itu, jika sudah ada maka akan kita produksi dan akan kita bagikan. Kemungkinan pembagian akan digeser awal Maret, karena agenda Sema-U pada bulan Februari ini sangat padat,” tambah Ibay.
Selain anggaran yang masih kurang, tidak adanya mentahan sertifikat OPAK dari panitia OPAK tahun 2015 juga menjadi penghambat. Ketua pelaksana dan seluruh panitia yang terlibat sudah lulus dari UIN SGD Bandung dan tidak meninggalkan mentahan sedikitpun. “Walaupun sudah ada angkatan 2015 yang dapat sertifikat OPAK tapi tidak mungkin itu kita scan karena akan beda hasilnya, sampai saat ini kita masih mencari mentahannya, kita masih menghubungi panitia yang terlibat,” pungkas Ibay.
Iqbal Candra Dewata menyatakan jika mentahan sertifikat tersebut tidak juga ditemukan kemungkinan nanti akan membuat sertifikat atas nama Sema-U. “Kita masih membicarakan ini, dari komisi 3 mengusulkan jika tidak juga ditemukan akan dibuat sertifikat pengganti OPAK untuk 2500 mahasiswa angkatan 2015 yang belum dapat,” tambahnya.
Salah seorang mahasiswa angkatan 2015 jurusan Ilmu Al-qur’an dan Tafsir, Yolanda Putra mengamini bahwa pernah dilakukan pendataan sebelumnya. Ia dan teman-teman lainnya pernah diintruksikan oleh ketua angkatan untuk mengumpulkan data-data pendukung untuk pengambilan sertifikat OPAK dan jas almamater yang dilaksanakan di Aula Student Center.
Namun, Ia sangat menyayangkan sampai saat ini belum ada kabar menggembirakan. Ia juga menyayangkan kinerja dari Sema-U yang baru kembali ada di kampus ini. “Jika mereka mengambil alih tanggungjawab permasalahan sertifikat OPAK yang sampai sekarang susah keberadaannya, harusnya mereka lebih aktif mempublikasikan hal ini,” ungkap Yolanda, Kamis (8/2/2018).
Perihal kemungkinan sertifikat OPAK angkatan 2015 yang akan digantikan dengan sertifikat pengganti OPAK atas nama Sema-U, pria yang akrab disapa Yopu ini menanggapi dengan baik. Menurutnya, yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya agar sertifikat OPAK angkatan 2015 terealisasi dan semua peserta OPAK mendapatkan haknya. “Karena pada dasarnya kita telah melaksanakan kewajiban kita. Jadi, jangan hanya banyak wacana tanpa adanya tindakan yang nyata.” tutup Yolanda Putra.
Reporter: Elsa Yulandri
Redaktur: Muhamad Emiriza