Kampusiana

Isra Mi’raj, Upaya Pembenahan Iman, Mental, dan Fisik Pemuda Milenial

Wakil Dekan III Fakultas Ushulludin, Engkos Kosasih menyampaikan ceramahnya dalam acara tabligh akbar Milad Kapemasi ke-50 tahun di Masjid Iqomah, UIN SGD Bandung, Kamis (12/04/2018). Dengan mengusung tema ‘Implementasi Hijrahnya Rasul dalam Kehidupan Pemuda di Era Milenial’ diharapkan para pemuda zaman sekarang dapat meniru suri tauladan Rasulullah SAW dan mengangkat kembali makna hijrah Rasulullah di era milenial ini. (Rizky Syahaqy/Magang).

SUAKAONLINE.COM – Organisasi Daerah (Orda) tertua di UIN SGD Bandung, Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Bekasi (Kapemasi) mengadakan tabligh akbar guna memperingati hari jadinya yang ke-50 tahun di masjid Iqomah UIN SGD Bandung, Kamis (12/04/2018) malam. Dengan mengusung tema ‘Implementasi Hijrahnya Rasul dalam Kehidupan Pemuda di Era Milenial’ diharapkan pemuda Muslim generasi penerus dapat meniru suri tauladan Rasul dan mengangkat kembali makna hijrah Rasul di zaman sekarang.

Wadek III Fakultas Ushulludin, Engkos Kosasih menjadi penceramah dalam acara ini. Dalam ceramahnya, Engkos menyampaikan bagaimana momentum tabligh akbar yang berbarengan dengan peringatan Isra Mi’raj ini bukan hanya sekadar ceremonial, tapi mengajak umat Islam menjadi Islam yang baik.

“Jangan sampai liberal, apalagi radikal, berpikir yang matang dan jangan sampai pemikiran itu tidak pada tempatnya. Oleh karena dengan mengambil hikmah dari hirahnya Rasul, semoga kita semua menjadi Islam yang baik dan benar,” ujarnya saat memberikan ceramah.

Selain itu, Engkos memaparkan bahwa di zaman sekarang dengan kemajuan teknologinya dan apapun yang serba canggih, tidak dapat menjamin akhlak dan moral pemuda Indonesia itu baik. Banyak masalah yang dihadapi oleh pemuda zaman sekarang, terutama masalah moral, akhlak, dan adab yang kian hari kian nampak buruk di tengah-tengah peradaban milenial ini. Dan Isra Mi’raj adalah upaya pembenahan iman, mental, dan fisik bagi pemuda zaman sekarang.

“Masalah pemuda adalah masalah moral, maka kembalilah kepada Islam yang benar. Kemaksiatan yang nanggung justru diperbuat, tinggalkan itu, menikahlah untuk memperbaiki moral,” jelas Engkos.

Di akhir pembicaraanya, Engkos berharap agar pemuda-pemuda yang akan atau telah hijrah untuk membedah sholawat nabi SAW. “Pemuda-pemuda yang Insha’a Allah hijrah seperti yang ada di masjid ini sekarang jangan asal baca sholawat, tapi bedah sholawat itu bagaimana maknanya, bagaimana konteksnya agar kita benar-benar paham apa isi sholawat itu,” tuturnya.

Ia menambahkan ketika membaca sholawat Jangan hanya suara saja yang merdu, musiknya saja yang bagus, tapi tidak tahu arti dan maknanya. Dan menurutnya, yang paling penting adalah makna dan isi sholawat itu. Maka dari itu  mahasiswa UIN harus bisa dan fasih berbahasa Arab.

Selepas acara, ketua umum Kapemasi Bandung, Arif Rahman Hakim AL-Faruqi mengatakan di usia Kapemasi yang mencapai 50 tahun adalah masa keemasan (golden age). Menurutnya, ketika membicarakan persoalan tentang organisasi dihitung dengan usia Kapemasi sedang mencapai asa keemasannya di usis setengah abad ini.

“Artinya semuacita-cita daripada alumni dan kepengurusan mudah-mudahan bisa tercapai dengan milad Kapemasi yang ke-50 ini. Karena yang dibutuhkan di organisasi adalah kualitas, bukan kuantitas,” kata Arif.Tak hanya itu, Arif menambahkan, pencapaian Kapemasi di usia 50 tahun ini banyak memberikan kontribusi terhadap masalah kemanusian, perekonomian, bantuan sosial kepada daerahnya, Bekasi.

“Kita pernah kerja keras, kita pernah ngamen di Bandung kala itu buat ngebantu saudara kita yang terkena bencana alam, khususnya banjir di kecamatan Muara Gembong. Alhamdulillah kita bisa berkontribusi kepada Bekasi. Saya juga berharap dengan usia setengah abad ini semoga Kapemasi semakin besar, berkembang, dan semakin dewasa,” tutup Arif.

 

Reporter: Rizky Syahaqy/ Magang

Redaktur: Elsa Yulandri

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas