SUAKAONLINE.COM – Minimnya edukasi di masyarakat terkait penggunaan energi alternatif mengakibatkan masih banyaknya pemborosan terhadap penggunaan energi listrik. Sehingga, adanya sosialisasi hemat energi yang diadakan komunitas Earth Hour Bandung (EH Bandung) kian penting untuk digalakan. Hal tersebut dituturkan oleh Koordinator Divisi Bandung Serentak Matikan Lampu (Semalam) EH Bandung, Afif saat ditemui diacara Bandung Semalamdi Museum Geologi, Sabtu (16/02/2019).
“Diadakannya aksi Bandung Semalam ini tujuannya ntuk mengedukasi masyarakat dan mengajak untuk menghemat energi. Harapannya sih biar masyarakat itu lebih peduli dengan energi, kita tahunya kalau energi itukan dari listrik, sayangnya masyarakat itu masih belum tahu sebenarnya energi itu bisa hemat, seperti bisa menggunakan solar panel atau misalnya menggunakan energi alternatif lainnya,” tuturnya.
Bandung Semalam yang digelar di Museum Geologi ini merupakan acara kedua di tahun 2019, setelah sebelumnya diadakan di Alun-Alun Bandung pada 18 Januari. Bandung Semalam, merupakan satu dari beberapa kegiatan rutin bulanan yang diadakan oleh komunitas EH Bandung. Orientasinya yakni bergerak dalam upaya menggalakan penghematan energi dengan aksi mematikan lampu di ruang-ruang publik,seperti monumen, hotel, taman bahkan museum.
Pada kegiatan Bandung Semalam kali ini EH Bandung berkolaborasi dengan Kaffe Anak Berkebutuhan Khusus (Kaffe ABK). Kaffe ABK merupakan kegiatan berkumpulnya ABK di ruang publik dengan beberapa agenda seperti workshop, pameran karya ataupun panggung pertunjukkan untuk menunjukkan bakat mereka.
Daissy Mariyani Wardana yang merupakan ketua panitia dari Kaffe ABK, menjelaskan bahwa pemilihan ruang publik sebagai tempat berkumpul bertujuan agar ABK mampu berinteraksi dengan orang lain di tempat umum.
“Kaffe ABK itu lebih ke momen dimana kita berkumpul dan bersenang-senang bersama. kita ingin mengajak anak-anak berkebutuhan khusus datang ke ruang-ruang publik seperti sekarang di Museum Geologi. Sebelumnya di Museum Sri Baduga, pernah juga di Monumen Perjuangan Rakyat. Ini dilakukan supaya mereka mampu berinteraksi dengan umum,” jelasnya.
Tak hanya meramaikan acara, kolaborasi yang disuguhkan juga berupa pemberian panggung untuk unjuk kemampuan bagi beberapa ABK, seperti band akustik ataupun permainan alat-alat musik. Hal ini rupanya bertalian dengan penjelasan Daisyy terkait maksud tujuan kegiatan tersebut, yakni memberikan kesempatan ABK untuk bisa menampilkan bakatnya , sehingga masyarakat kian memahami kemampuan mereka.
Kaffe ABK yang telah lebih dulu sejak siang menggunakan auditorium museum, berhasil memikat pengunjung dengan unjuk kemampuan dari beberapa ABK. Kemudian malamnya dilanjutkan dengan kegiatan Bandung Semalam dan tur mengelilingi museum dalam suasana gelap. Kegiatan tersebut menjadi kolaborasi ciamik dan berhasil menuai respon positif dari pengunjung.
Salah satu pengunjung Museum Geologi saat aksi Bandung Semalam, Ainul Fatihah memberikan pendapatnya setelah mengelilingi museum dalam keadaan gelap. Menurut Ainul, tur malam lebih menarik terlebih beberapa video simulasi dalam museum tersebut mudah dipahami informasinya saat suasana museum minim pencahayaan. Ia juga merespon baik agenda EH Bandung yang mengkampanyekan untuk lebih peduli dan merawat bumi.
“Turnya lebih terasa saat lampunya dimatiin, di dalam museum itukan ada visualisasi video yang memperlihatkan proses terbentuknya bumi seperti apa, nah saat gelap itu jadi lebih kebayang informasi di video itu dan visualisasinya itu lebih dapet. Acara ini juga bagus banget mengedukasi untuk save earth,” tanggapnya.
Reporter : Abdul Azis Said
Redaktur : Dhea Amellia