Kampusiana

DPR Ditebang, Mahapeka: “DPR Harus Rindang Lagi”

Dok.Suaka

SUAKAONLINE.COM – Satu dari tiga pohon Beringin di samping Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) dan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) atau yang lebih dikenal dengan Di bawah Pohon Rindang (DPR) ditebang pada Senin (15/3/2020). Satu pohon Beringin terlihat telah gundul namun masih menyisakan batang dan akarnya.

Ketua Umum Mahasiswa Pecinta Kelestarian Alam (Mahapeka) Ari Rahmat Yunast membenarkan kabar tersebut. Ia mengaku mengetahui salah satu pohon Beringin di DPR telah ditebang pada Senin sore dari salah satu rekan Mahapeka. Kabarnya penebangan dilakukan saat Senin siang. Keesokan harinya, ia mengunjungi DPR dan sedang dilakukan penebangan lanjutan. Ia pun memberhentikan aktifitas penebangan tersebut.

“Akhirnya saya datang ke sana, karena yang bisa dilakukan hanya disetop. Kita datang ke sini mau setop penebangan di kampus. Kita tanyain alasannya kenapa? Dengan alasan gedung yang di dekat DPR itu pengecatan setahun sekali sedangkan biasanya gedung yang lain lima tahun sekali. Terus kata saya begini, “dilihat dari urgensi, bapak, mending lebar cat atau ruang terbuka hijau gak ada?” ceritanya pada Suaka saat ditemui di Gang Kujang, Sabtu (20/3/2021).

Bipra, begitu ia disapa, menolak keras atas kejadian penebangan pohon dan perusakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kampus UIN SGD Bandung yang semakin sedikit. Di hari yang sama, ia menemui Kepala Bagian Umum untuk menanyakan alasan penebangan dan melakukan penuntutan. Pihaknya menuntut dilakukannya audiensi atas kejadian yang telah terjadi.

Selain itu, ia menuntut kepada pihak Aljamiah untuk melakukan penggantian perusakan fasilitas dan perusakan RTH dan meminta upaya agar salah satu pohon beringin di DPR yang telah ditebang dapat tumbuh dan rindang seperti sedia kala. “Akhirnya saya tuntut untuk diadakannya audiensi. Dan tuntutan saya itu, gak mau tau DPR harus tumbuh lagi dengan metode apa pun, gak apa, yang penting tumbuh lagi,” tambahnya.

Staf bagian Humas UIN SGD Bandung, Muhammad Helmi Kahfi menyangkal bahwa aktifitas penebangan pohon beringin di DPR dilakukan dengan tujuan pemangkasan bukan untuk mematikan. Aktfitas tersebut pun dilakukan karena ada permintaan dari pihak fakultas yang mengaku mengganggu kenyamanan ruangan dan gedung.

“Tapi tujuan pemangkasan itu bukan mematikan. Kita mencoba meminilasir dahan-dahan besar jangan sampai merusak gedung. Mumpung lagi kuliah online. Nanti mudah-mudahan ketika offline sudah tumbuh dahan-dahan dan daun-daun yang baru, nanti dia akan rindang lagi,” ungkapnya kepada Suaka saat ditemui di ruang kejanya, Jumat (19/3/2021).

Bipra mengamini jika aktifitas yang dilakukan tersebut dengan tujuan perawatan. Namun, pihaknya berharap ada koordinasi dan pertanggung jawaban dengan penanaman pohon kembali dan penggantian fasilitas. “Kita butuh pengganti oksigen sebelum DPR itu rindang kembali. Terus minta dilibatkan Mahapeka untuk RTH. Nanti kita akan mendata pepohonan di kampus. Soalnya kalau dari segi historis, pohon DPR itu ditanam sama pendiri kami, angkatan pertama Mahapeka.” Tutupnya.

Reporter : Awla Rajul/Suaka

Redaktur : Fauzan Nugraha/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas