SUAKAONLINE.COM – Fakultas Ushuluddin serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) pindah ke Kampus 2 UIN SGD Bandung di Jalan Cimencrang, Soekarno Hatta, Kota Bandung pada 26 Februari 2024. Perpindahan tersebut dinilai terburu-buru karena akses menuju gedung masih dalam proses pembangunan dan hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki saja.
Tepat berdiri di belakang gedung rektorat kampus 2, tiga bangunan tersebut digunakan oleh tiga fakultas, yaitu FEBI, Ushuluddin, serta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). Saat awal dipindahkan, jalan masih setapak dengan luas sekitar satu meter. Salah satu mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah semester enam, Ryan Riyadi Pratama menyayangkan perpindahan FEBI dan Ushuluddin yang dinilai terlalu terburu-buru meski akses belum rampung. “Sebaiknya kalau memang mau dipake untuk jangka panjang sebaiknya pas sudah jadi bener-bener. Saya juga sangka memang sudah jadi jalannya, maka dipindahkan ke kampus dua, ternyata baru gedungnya aja yang beres,” katanya, Selasa (5/3).
Meski dirinya antusias dengan perpindahan dua fakultas dari kampus satu ke kampus dua, Ryan mengeluhkan akses yang harus dilaluinya terlalu kecil untuk jumlah mahasiswa dari tiga fakultas yang berkuliah di gedung tersebut. “Apalagi kalau hujan tuh sore, kita kebanyakan matkul sore kalau dosennya yang belum datang atau kitanya yang masih di kosan kebanyakan di online-kan. Karena itu hujan terus becek jalurnya gitu. Terus kalau siang itu panas,” keluhnya.
Setali dengan Ryan, salah satu mahasiswa Jurusan Tasawuf Psikoterapi semester dua, Annisa Nur Fadillah menceritakan kesan pertama yang kurang baik saat pindah ke kampus dua. Di hari pertama, ia harus melewati jalan yang jauh dengan kondisi jalan tanah yang becek karena hujan. “Soalnya itu jalan kayak setapak gitu takut kan kalo misalnya ujan terus banyakan, takut ada yang gimana gitu. Jatoh iya, terus jalan yang depan ini juga kalo ujan kan pasti becek,” katanya, Rabu (28/2).
Kebutuhan Kelas dan SBSN
Dekan FEBI, Dudang Gojali menyampaikan alasan fakultas tersebut pindah dengan cepat ke kampus dua untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam kegiatan perkuliahan. “Kenapa segera pindah, karena memang bagi kami terutama FEBI kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi (di kampus dua). Nah kebutuhan dasarnya apa? Yaitu ketercukupan untuk belajar. Dan kita di FEBI memaksa semester ini harus memulai walaupun belum siap dari aksesbilitas,” ungkapnya, Rabu (28/2).
Di sisi lain, Wakil Rektor (Warek) 2, Tedi Priatna menjelaskan alasan FEBI dan Ushuluddin pindah secepatnya karena pembangunan tiga gedung itu didanai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang salah satu syaratnya adalah multi guna. Adapun pengerjaannya bersifat multi years dari tahun 2022 sampai 2023, maka ketika selesai dibangun harus segera digunakan. Berdasarkan data dari lpse.kemenag.go.id pembangunan ini menelan biaya sebesar Rp 152,5 miliar.
“SBSN itu, salah satu syaratnya adalah multi guna. Jadi bangunan itu ketika dibangun, selesai, dia memang harus secepatnya digunakan. Makanya seluruh pembangunan gedung SBSN, pasti tahun berikutnya itu dipakai. Karena, prinsip syariahnya manfaat. Jadi, khawatir kalau tidak dipakai, bangunan itu malah rusak,” jelas Tedi, Rabu (13/3/2024).
Ia juga menambahkan hal yang menjadi pertimbangan Ushuluddin harus dipindahkan ke kampus dua karena lokasi Ushuluddin di kampus satu berada di tengah dan strategis untuk dijadikan pusat bisnis. Tak hanya itu, jumlah mahasiswa dari Fakultas Ushuluddin dirasa jumlah paling tepat untuk dipindahkan ke kampus dua bersama FEBI.2
“Kalau Fakultas Ushuluddin itu yang lantai satu, itu memang rencananya akan menjadi pusat bisnis, terutama itu pusat kan berada di tengah. Yang kedua, kita melihat kalau tidak fakultas yang besar tidak pindah ke sana, memang juga di sini tidak menyelesaikan masalah. Kalu Dakwah terlalu besar, gak akan cukup juga kalau pindah ke sana. Kalau kita pilih Psikologi, hanya satu prodi, kalau pilih Saintek, kita harus pindahin lab terpadu,” tambahnya.
Alasan berbeda datang dari Wakil dekan (Wadek) 2 Fakultas Ushuluddin, Muhlas menyampaikan pindahnya Ushuluddin ke kampus dua untuk pengembangan pendidikan kepada masyarakat dan berdekatan dengan pusat perumahan Islam. Selain itu, ia menilai bahwa kampus dua merupakan tempat strategis untuk mempelajari kehidupan kota yang saling menerima perbedaan dilihat dalam pandangan Islam.
“Pertama, untuk pengembangan pendidikan pengabdian masyarakat. Kedua kan ada Sentra Perumahan Islam, Al-Jabbar. Kalau dari kampus satu kan jauh, kalau dari sini (kampus dua) dekat. Jadi, peluang-peluang itu ada, misal ada kereta cepat, kemudian ada Summarecon. Itu kan kemungkinan untuk kota-kota yang punya peradaban sesuai dengan tahzib kosmopolit harus masuk aspek agama, jadi ditempatkan di sini tuh strategis ,” jelasnya, Rabu (28/2/2024).
Lebih lanjut, gedung lama FEBI dan Ushuluddin di kampus 1 sudah dipakai untuk perkuliahan. Gedung T (dulunya gedung kuliah Ushuluddin) saat ini dipakai untuk kuliah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, gedung FEBI digunakan perkuliahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Syariah dan Hukum (Syarkum), dan Fakultas Psikologi. Adapun untuk gedung lama Fakultas Ushuluddin digunakan untuk Pusat Bisnis.
Rencana Akses Jalan dan Parkir
Pembangunan tiga gedung baru memang sudah selesai di tahun 2023 dan saat ini sudah digunakan untuk perkuliahan mahasiswa. Namun, jalan utama menuju gedung masih belum dibangun. Dengan terpaksa, pihak kampus memanfaatkan jalan kecil seukuran 1 meter bekas jalan saat pembangunan gedung. Terkait hal itu, Tedi Priatna mengungkapkan bahwa pembangunan jalan yang sudah direncanakan keluar dari anggaran kampus bukan dari SBSN.
“Proyek pembangunan SBSN itu tidak ada jalan itu. Jadi, proyek itu hanya membangun gedungnya. Kita pernah mengajukan SBSN dengan jalannya, tapi tidak di acc (accord -red). Jalannya, itu diserahkan kepada kampus. Kita sudah sebenarnya menganggarkan untuk pembangunan jalan di tahun ini,” ungkapnya.
Tedi mengatakan bahwa meskipun jalan kecil tersebut sedang dilebarkan, tapi saat pembangunan jalan utama, jalan tersebut akan kembali diratakan. “Jadi kami tidak membangunkan, karena apa? Pertama nanti jalannya akan dibangun. Kedua, di depan tiga gedung yang selesai itu sampai gedung putih (rektorat) itu akan ditimbun. Artinya, si jalan yang sedang diramein anak-anak itu pasti hilang. Makanya kenapa jalannya cuma segitu, itu memang jalan yang ada ketika pekerja, bukan dibuat,” katanya.
Adapun jalan yang sudah dirancang, akan menghubungkan gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan lapang bola voli, lalu mengelilingi gedung rektorat kampus 2 dan tiga gedung baru. Pembangunan itu diperkirakan akan dimulai pada bulan September dan selesai bulan Desember 2024. “Dari gedung PPG terus ada museum, nanti dari situ lurus, nanti nyambung ke jalan yang dari lapang volli lurus, memutar semua,” jelasnya.
Selain pembangunan jalan, pihak kampus juga sudah merencanakan lahan tempat parkir untuk mahasiswa dan dosen tepat di belakang lapangan bola voli. Serta menyediakan kantin di rooftop masing-masing gedung FEBI, Ushuluddin, dan FTK.
Reporter: Nia Nur Fadillah/Suaka, Annisa Nur Hanifah, Hanifah Flora, Kanisa Sabila/Magang
Redaktur: Zidny Ilma/Suaka