Kampusiana

Audiensi Mahasiswa Angkatan 2024 Buahkan Komitmen Penggantian Jas Almamater

Mahasiswa angkatan 2024 bersama jajaran birokrasi menggelar audiensi di Gedung Rektorat Lt. 2, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Senin (21/4/2025). (Foto: Mujahidah Aqilah/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Sejumlah mahasiswa angkatan 2024 UIN SGD Bandung yang menjadi perwakilan dari setiap fakultasnya menghadiri audiensi di Gedung Rektorat, Kampus 1, UIN SGD Bandung, Senin (21/04/2025). Audiensi ini adalah tindak lanjut dari aksi dan merupakan audiensi ketiga yang dilakukan mahasiswa baru untuk menuntut kejelasan atas polemik almamater.

Terdapat empat poin tuntutan yang diajukan diantaranya: aspirasikan kualitas jas almamater yang tidak sesuai dengan ketentuan, keinginan untuk dilibatkan dalam proses quality control, transparansi anggaran dan pemilihan vendor, serta kelanjutan regulasi kampus untuk mendapatkan solusi konkret perihal pergantian jas almamater.

Wakil Rektor (Warek) 3, Husnul Qodim mengakui adanya kelalaian dalam pemantauan teknisi vendor pembuatan jas, pihak kampus berjanji akan melakukan pemeriksaan teknis secara menyeluruh juga melibatkan pihak ketiga agar tidak terulang kembali. “Pihak kampus juga akan terus membersamai mahasiswa baru untuk menanggapi keluhan tersebut,” katanya saat audiensi, Senin (21/4/2025).

Dalam audiensi, pihak kampus mengatakan mekanisme pembuatan almamater berujuk pada Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 yang berisikan tentang pengadaan barang/jasa tidak menggunakan negosisasi atau tender tetapi menggunakan verifikasi pada e-catalog, Pengadaan ini harus sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan. “Jika hasil perjanjian tidak memenuhi prosedur, maka barang dapat diganti,” tambahnya.

Menanggapi aspirasi dari mahasiswa, pihak kampus sudah berkomunikasi dengan vendor dan siap untuk mengatasi kelalaian yang terjadi, audiensi ini memberikan hasil keputusan konkret mengenai mekanisme pengembalian jas almamater. “Jas mahasiswa baru yang rusak atau tidak layak akan diganti dengan bahan baru,” jelasnya.

Mekanisme pengembalian jas almamater dilakukan melalui google form yang akan diberikan pihak kampus untuk diisi oleh setiap mahasiswa angkatan 2024, bagi mahasiswa yang sudah mengisi google form harus secara cepat mengembalikan almamater ke fakultas dengan menulis nama dan ukuran jas tersebut. “Pengembalian dilakukan secara bertahap dan bergantian setiap fakultas, tenggat waktu pengembalian dan pengisian google form selama lima belas hari,” tuturnya.

Menanggapi hasil audiensi, aliansi mahasiswa angkatan 2024 menyatakan sedikit menemukan titik terang, namun meski begitu mereka akan terus mengawal polemik almamater. Mahasiswa jurusan Ilmu Hukum, Alfarghana Aisy menyebutkan pihak kampus harus berkomitmen dan mempertangguang jawabkan hasil kebijakan tersebut.

“Kami mahasiswa angkatan 2024 akan senantiasa melakukan check and balance untuk mengawal proses penggantian jas almamater serta mengawasi apabila terjadi kemungkinan adanya wanprestasi,” ujarnya.

Sebagai sambung tangan antara mahasiswa angkatan 2024 dengan pihak kampus, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U) UIN SGD Bandung, Hamiddudin Nasir mengatakan berkomitmen dalam pengawasan proses penukaran jas almamater. “Kami akan mengontrol dan mengawal dalam skema pergantian, dimulai dari setiap dema fakultas akan menggerakan mahasiswa baru yang merasa jas tidak layak untuk mengembalikan almamater sesuai prosedur,” katanya.

Bagi mahasiswa angkatan 2024 yang merasa almamaternya rusak dan tidak layak dapat digantikan dengan prosedur yang tertera pada laman postingan Instagram kemahasiswaan.uinbdg sejak 23 April s.d 7 Mei 2025.

 

Reporter: Nurul Hikmah Azzahro/Magang

Redaktur: Mujahidah Aqilah/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas