UIN SGD Bandung melaksanakan upacara pelepasan peserta Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) yang dipimpin langsung oleh Rektor di Auditorium UIN SGD, Kamis, (10/03). KKM kali ini mengusung tema “implementasi ilmu membangun karakter bangsa”. Subandi, salah satu dosen pembimbing KKM menjelaskan bahwa dari tema ini, diharapkan mahasiswa bisa membangun karakter bangsa yang baik. “Mahasiswa harus bisa membina dengan tetap menampilkan karakter bangsa Indonesia, bukan mencontohkan karakter yang seperti saat ini, karakter mahasiswa yang suka berdemonstrasi, kami ingin memperlihatkan karakter asli indonesia yang bagus,” ungkapnya.
Mengenai prosedur Penempatan posisi peserta KKM yang ditetapkan di garut Selatan, Subandi menjelaskan bahwa yang mengatur adalah Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), Mereka mengadakan survey dan membentuk kelompok lalu didistribusikan. “Prosedurnya seperti biasa, tidak ada yang beda, tidak pilih kasih dalam penempatan mahasiswa,” lanjut Subandi.
Untuk masalah finansial, pihak Universitas tidak membebankan biaya apapun untuk peserta KKM. Para peserta yang akan melaksanakan bakti masyarakatnya ke Garut Selatan ini masing-masing bersama kelompoknya, berswadaya mengumpulkan uang untuk biaya KKM.
“Enam ratus ribu perorang untuk satu kelompok saya saja” ungkap Dini, mahasiswa Pendidikan Fisika saat ditemui di depan gedung Student Center (SC) Kamis, (10/03). Senada dengan Susi, Mahasiswa Jurusan Muamalah yang mengeluarkan biaya yang sama. Biaya tersebut dialokasikan untuk kebutuhan hidup selama KKM dan transportasi.
Meskipun begitu, kebutuhan kelompok menjadi prioritas utama peserta KKM. Mereka memilih mempersiapkan segala sesuatunya dari sekarang. Seperti persediaan kebutuhan alat-alat dapur. “Selain kebutuhan kelompok, untuk membeli kenang-kenangan pun kami harus beli disini, karena disana jauh dari mana-mana,” tutur Ni’ma Hilda Mahmudah mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika.
Salah seorang mahasiswa jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin mengaku kerepotan dalam mempersiapkan perbekalan KKM. Selain persiapan mental dalam menghadapi lingkungan baru yang terbilang pelosok, perbekalan fisik seperti kebutuhan sehari-hari juga perlu diperhitungkan dengan matang.
“Sudah beberapa kali saya bulak-balik pasar untuk membeli kebutuhan pribadi seperti peralatan mandi dan mencuci, disana kan gak ada warung.” Selain kebutuhan sehari-hari, ada hal unik yang ia lakukan. Pakaian baru menjadi bagian persiapan KKM. Saat di tanyakan, ia menjelaskan maksud perilakunya.
“Pakaian baru juga penting dalam melewati satu bulan KKM satu bulan, soalnya KKM mah katanya refresingnya mahasiswa, terus kan nanti banyak rapat-rapat, lagipula dari cerita-cerita kakak tingkat yang sudah berpengalaman, jarang mahasiswa yang menjalankan program di masyarakat,” ujarnya.
Terlepas dari segala keberagaman persiapan mahasiswa, Subandi turut mengungkapkan harapannya agar para peserta tidak melupakan substansi acara yang bertemakan implementasi ilmu membangun karakter bangsa ini, kepada para peserta KKM. “Saya tentunya punya harapan bagi mahasiswa semoga mendapatkan pengalaman, pengalaman di masyarakat. Dimana kondisinya yang tidak seperti di kampus, kondisi disana kan masih asli. sehingga mahasiswa mahasiswa mendapatkan ilmu dan pengalaman, dan bisa menjadi sosok mahasiswa yang paripurna.” papar Subandi mengakhiri. []Resita Noviana, Tina/Suaka.