Kampusiana

Masjid Iqomah Rawan Pencurian

Seorang Mahasiswa UIN sedang menaruh sepatunya di pelataran Masjid Iqomah UIN SGD Bandung, Kamis (12/2/2015). Kesadaran yang kurang disinyalir menjadi faktor terjadinya tindak kejahatan seperti pencurian sepatu. (Foto : Teguh Prayitno/Magang)

Seorang Mahasiswa UIN sedang menaruh sepatunya di pelataran Masjid Iqomah UIN SGD Bandung, Kamis (12/2/2015). Kesadaran yang kurang disinyalir menjadi faktor terjadinya tindak kejahatan seperti pencurian sepatu. (Foto : Teguh Prayitno/Magang)

SUAKAONLINE.COM – Aksi pencurian di Masjid Iqomah UIN SGD Bandung sering terjadi. Banyak mahasiswa yang menjadi korban dengan modus operasi yang berbeda-beda. Para pelaku pun tidak jera untuk melakukan aksinya dari situasi yang sepi maupun ramai.

Mahasiswa jurusan Jurnalistik, Fitry Aprianty menuturkan bahwa telepon genggam miliknya hilang karena tas nya telah digeledah ketika berwudhu. “Saya heran aja mengapa ada orang yang nekat mencuri ketika berwudhu, ini padahal kan rumah Allah,” ujarnya Kamis lalu.

Menanggapi hal ini, salah satu pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Iqomah, Tohir Karman Mone mengatakan, para pelaku tidak beroperasi sendirian, mereka berkomplotan dan menyamar sebagai mahasiswa. “Biasanya satu hingga lima orang. Mereka berkomplotan, ada yang memantau dan ada yang mengeksekusi, Sehingga kami susah membedakan antara pelaku dan yang bukan,” ujarnya saat ditemui di kantornya di pelataran Masjid Iqomah, Kamis ( 12/2/2015).

Banyak dari pengunjung masjid rata – rata kehilangan sepatunya dengan alasan dicuri. Korban biasanya langsung ke kantor DKM. Tapi apa daya buat kami, kami sudah menyediakan penitipan sepatu untuk pengunjung masjid,” ujar Tohir.

Menurutnya, mahasiswa enggan untuk menitipkan sepatunya ke tempat yang sudah disediakan menjadi salah satu faktor banyaknya tindak kejahatan di Masjid Iqomah. “Mungkin mahasiswa enggan bayar di kotak amal. Sebetulnya kotak amal itu hanya meminta secara sukarela,“ katanya.

Sebenarnya, masjid Iqomah sudah memliki empat buah CCTV yang ditempatkan di berbagai sudut masjid demi keamanan, namun kurang berfungsi maksimal. Tohir mengatakan, rata-rata para pelaku bisa dikatakan tergolong nekat. menggeledah tas, mengambil sepatu ketika sholat, hingga tas beserta isinya dibawa ketika sholat.

Kemudian Tohir menambahkan, banyak dari mereka yang sudah tertangkap dan telah serahkan ke pihak yang berwenang. “Rata-rata dari mereka beralasan mencuri karena untuk memenuhi kesenangan diri bukan faktor ekonomi. Kebanyakan dari mereka adalah bukan mahasiswa UIN melainkan orang luar,” pungkasnya.

Reporter         : Teguh Prayitno/Magang

Redaktur        : Robby Darmawan

4 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas