SUAKAONLINE.COM, Bandung – Aliansi Mahasiswa Peduli Literasi Telkom University, melaksanakan orasi Rabu (9/11/2016) lalu, dengan melakukan long march dari kantin FKB menuju Learning Center Telkom University. Aksi ini dipicu oleh tindakan Wakil Rektor IV Telkom University yang dirasa telah mengambil hak manusia untuk berkumpul, berdiskusi dan berpendapat. Pengambilan tiga buah buku milik Perpustakaan Apresiasi yang berjudul Seri Orang Kiri Indonesia: Musso dan Njoto, dan Manifesto Partai Komunis di selasar Gedung Manterawu (Gd. Dekanat) yang dilakukan oleh Warek IV dinilai pantas.
Hal ini juga tidak sesuai dengan pedoman akademik Universitas Telkom bahwa kebebasan akademik mestinya tak terbelenggu dan menjadi tanggung jawab institusi dan setiap individu sivitas akademika yang wajib dilindungi dan difasilitasi oleh pimpinan Universitas. Tindakan itu juga bertolak belakang dengan semangat pengembangan budaya akademik Universitas yang dilakukan melalui interaksi sosial yang tidak membedakan suku, agama, ras, antargolongan, gender, kedudukan sosial, tingkat kemampuan ekonomi, dan aliran politik serta madzhab pemikiran.
Kordinator Lapangan, Wisnu Tri mengungkapkan bahwa aksi Wakil Rektor IV yang membawa buku-buku yang disinyalir dianggap terlarang merupakan bentuk pengekangan kampus terhadap mahasiswanya untuk mendapatkan pengetahuan. Rabu (9/11/2016).
Saat orasi berlangsung, Wisnu sempat di halau oleh petugas keamanan di lingkungan kampus dan ditanyai beberapa pertanyaan mengenai orasi tersebut serta diperintahkan untuk menghentikan aksi. Tapi wisnu hanya menjawab sekilas sambil terus melanjutkan aksinya “Kami dari Aliansi Mahasiswa Peduli Literasi. Ya jelas ini orasi kami atas diambilnya buku-buku kami di Perpus Apresiasi. Jelas ketiga buku tersebut. Kami sudah meminta mediasi sama lembaga dan lembaga tidak menanggapinya,” tambahnya.
Selesai berorasi massa kemudian membuka mimbar bebas di Gedung Learning Center untuk menyatakan ketidak sepakatannya terhadap tindakan Wakil Rektor IV. “Masa kampus berkelas Internasional, melarang mahasiswanya untuk baca buku,” ujar salah seorang responden, Edo. Rabu (9/11/2016). Namun ditengah berlangsungnya mimbar terbuka, perwakilan lembaga yang diwakili oleh Bagian Manajer Karakter Building, Igan.
Ia tidak banyak berkomentar saat itu karena tidak terlalu banyak mengetahui apa yang tengah terjadi. Kedatangannya saat itu hanya untuk menemui massa atas mandate dari Wakil Rektor IV untuk memantau kondisi berlangsungnya orasi untuk kemudian disampaikan ke pihak Wakil Rektor IV agar ditemukan solusinya.
Reporter : Hasna Salma
Redaktur : Edi Prasetyo