SUAKAONLINE.COM – Berawal dari ketidaksengajaan, Mahasiswa lulusan Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Fariz Rokku menemukan ide untuk membuat komunitas bernama Jihad Kreatif, ketika usai menjuarai Festival Film Mahasiswa Indonesia pada tahun 2013 dengan judul Besok Anak Hilang.
Setelah mendirikan komunitas Jihad Kreatif, kemudian Fariz membuat gerakan Aksi Grafis Community & Ide Kurupa. Aksi grafis adalah komunitas yang bergerak di bidang edukasi seni rupa dan desain. “Komunitas ini bertujuan sebagai lingkaran pencurah ilmu untuk siapapun yang tertarik dengan dunia kreatif (seni rupa & desain),” ujarnya.
Untuk mengumpulkan pegiat dan pecinta seni rupa dan desain, maka Jihad Kreatif menggelar Intro : Aksi Grafis yang diselenggarakan di Institut Teknologi Nasional, Gedung Fakultas Lantai 3 Jalan PHH Mustofa No.23 kota Bandung, Jumat (14/7/2017).
Menurut Fariz, Sesi acara Aksi Grafis ini pertama dilaksanakan pada tanggal 14 Juli dan kedua pada tanggal 21 Juli. Untuk sesi pertama hanya sebatas pengenalan desain grafis secara dasar, sedangkan untuk sesi kedua akan ada pelatihan secara teknis, menggunakan software desain grafis. “Tematik sekarang adalah perkenalan dan diskusi renyah soal desain grafis,” ujar Fariz.
Pria yang biasa disapa Rokku ini menganggap desain grafis sebagai alat pemecah masalah kehidupan. Banyak aksi sosial yang sukses karena pesan visual yang disampaikan tepat pada sasaran. “Secara tidak langsung seorang desainer grafis itu punya tanggung jawab terhadap masalah kehidupan,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Rizal Khoirul (22) sangat mengapresiasi dengan diadakannya Aksi Grafis Community & Ide Kurupa ini. “Cukup menarik, karena awalnya kita dikenalkan desain secara teoritis dan mendasar, jadi mudah diikuti bagi orang yang memang masih awam terhadap dunia desain grafis,” terangnya.
Menurut Rokku ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika ingin menjadi desainer grafis, Pertama harus memiliki pola pikir yang runtut. Kedua harus mendalami potensi keilmuan dan sumber daya, karena seorang desainer grafis memiliki latar belakang yang berbeda. Ketiga buatlah karya dengan dengan orientasi kenegaraan, misalnya kenapa orang-orang Jepang sukses dalam karya grafisnya. “Contohnya kartun anime, itu karena mereka cinta terhadap budayanya,” pungkas Fariz.
Reporter : Ismail Abdurahman A
Redaktur : Dadan M. Ridwan