Pagi itu, Sabtu (25/10/2014) di dalam kampus, tepatnya di Gedung Student Center (SC)lantai 2 UIN SGD Bandung, 28 mahasiswa berkumpul di Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Kelestarian Alam (Mahapeka). Mereka adalah para peserta Kenal Alam Lintas Manglayang (KALM) yang diinisiasi oleh UKM Mahapeka.
Acara yang digelar untuk kali keenam ini mengusung tema ‘Menuju Profesionalisme Mahasiswa dalam Kepeduliannya Terhadap Kelestarian Alam’. Salah satu panitia, Dinda Ahlul Latifah menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan proses untuk membangun sebuah kepedulian di kalangan mahasiswa dengan cara yang simple dan menyenangkan. “Namun, bakal membekas karena mereka terjun langsung ke alam bebas,” ucapnya Rabu (29/10/2014) malam saat ditemui di Gedung SC.
Siang harinya, peserta dan panitia berangkat dari kampus menuju kawasan objek wisata Batu Kuda dengan jalan kaki. Sesampainya di sana pukul 16.30, pesertaberistirahat di camp yang sudah disiapkan sebelumnya oleh panitia.
Usai beristirahat, sholat dan makan, malam harinya para peserta melakukan sharing dengan panitia sembari mengitari api unggun. Pada kesempatan ini, panitia memberikan pengetahuan tentang bagaimana saat berinteraksi dengan alam dan lingkungan.
Kemudian panitia berbagi pengalaman saat mendaki gunung. Mereka menghimbau kepada peserta, jika kelak mendaki gunung lalu menemui bungan Edelweis, mereka tidak diperbolehkan memetiknya. Jika setiap pendaki memetik bunga itu, keberadaannya bisa punah. Sharing tidak sampai larut malam. Para peserta harus segera beristirahat karena pagi harinyamereka akan mendaki.
Menanam Pohon
Euis Yulianti mengaku ketagihan naik gunung setelah mengikuti acara ini. “Acaranya seru, terutama pas api unggun. Saya bisa kenal dengan anggota Mahapeka. Saya bisa berinteraksi dengan alam,” kata mahasiswi semester satu Jurusan Manajemen itu. Euis, begitu sapaan akrabnya, merupakan salah satu peserta KALM. Mahasiswi asal Ciamis itu tertarik untuk bergabung dengan UKM Mahapeka.
Sebelum mendaki, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang tiga orang dan empat orang. Masing-masing kelompok diberi satu buah trashbag. Mereka ditugaskan untuk memungut sampah saat berada di puncak dan saat turun.
Masih saja ada pendaki yang melakukan tindakan tidak terpuji. Hal itu bisa dibuktikan dengan masih banyak ditemukannya sampah-sampah yang berserakan di jalur pendakian maupun di puncak Gunung Manglayang. Tak ayal setelah turun,masing-masing kelompok membawa sampah yang memenuhi trashbag.
Salah satu kegiatan penting lainnya dari rangkaian KALM ini adalah peserta diajak untuk menanam pohon di sekitar Batu Kuda. 28 dari total 100 pohon ditanam oleh masing-masing peserta. Pohon tersebut didapatkan berkat kerjasama dengan Forum Komunikasi Gunung Geulis. Karena sedang musim kemarau, pohon-pohon tersebut ditanam di sekitar aliran sungai. Sedangkan sisa pohonnya diserahkan kepada pengelola tempat wisata Batu Kuda.
Reporter : Muhammad Faisal
Redaktur : Adi Permana