SUAKAONLINE.COM – Aliansi Rakyat Untuk Citarum (ARUM) menggelar aksi 7 Tahun Hari Citarum di depan Gedung Sate, Kota Bandung pada Selasa, (24/5/2022) dengan mengangkat tema “Dari Hulu Ke Hilir Kembali Pada Gerakan Rakyat”. Aksi ini dihadiri oleh 30 aliansi dari Kecamatan Kertasari hingga Bekasi, dengan membawa tuntutan agar pemerintah mengevaluasi kembali dua belas program Citarum Harum yang dinilai tidak maksimal.
Ahli Waris Citarum, Dadang menyatakan bahwa poin tuntutan lainnya yaitu mengenai skema hutang penanganan Citarum yang meledak. Tak hanya itu, ARUM juga menuntut transparansi anggaran pemerintah dan keterlibatan lebih masyarakat atas mandatnya dalam urusan Citarum. Dadang berharap tuntutan akan kembali dimenangkan masyarakat layaknya tujuh tahun yang lalu dalam penanganan limbah Citarum.
“Warga mendesak pemerintah untuk stop dana hutang sebanyak 1,6 triliun untuk Citarum. Selain itu, stop juga penghamburan uang untuk Citarum Harum. Kami juga berharap pemerintah lebih melibatkan ahli waris Citarum dan mengembalikan hak-hak mereka. Semoga saja aksi dan evaluasi kali ini bisa dimenangkan seperti tujuh tahun yang lalu,” jelas Dadang saat diwawancarai langsung pada Selasa, (24/5/2022)
Program Citarum Harum akan selesai di tahun 2025, namun aspek penanganan limbah industri dan pengelolaan sampah oleh pemerintah menurut masyarakat dirasa masih sangat minim. Manajer Advokasi Walhi Jawa Barat, Wahyudin kembali mengulas pernyataan pemerintah di tahun 2020 mengenai Sungai Citarum tercemar di level ringan yang ternyata kontradiksi dengan keadaan sebenarnya.
Wahyudin juga memaparkan bahwa fokus utama ARUM ini adalah mendorong empat tuntutan atas program Citarum Harum. Beberapa tuntutan tersebut adalah mengenai lahan kritis, penanganan limbah industri, pengelolaan sampah dan kurangnya keterlibatan publik terhadap pembentukan program Citarum Harum. Wahyudin juga menegaskan bahwa kondisi Sungai Citarum tidak baik-baik saja.
“Sungai Citarum tidak baik-baik saja. Kami tidak percaya statement pemerintah mengenai status pencemaran ringan Sungai Citarum karena masih banyak sampah yang berserakan di hulu dan hilir meskipun badan Citarum sendiri bersih. Kami juga menuntut empat program yang masihlah tidak maksimal,” papar Wahyudin.
Tak berhenti dengan aksi ini, Wahyudin juga memberi informasi terkait aksi lanjutan yang akan dilaksanakan setelah aksi ini berakhir. Ia menambahkan bahwa ARUM akan terus melanjutkan tuntutan dan evaluasinya terhadap program Citarum Harum. “Kita bakal mengadakan dialog publik yang dimana ada akademisi dan pemerintah yang membahas kajian kritik dan evaluasi Citarum Harum yang akan dilaksanakan kurang lebih seminggu setelah aksi ini,” tutur Wahyudi.
Terakhir, Dadang berharap masyarakat luar maupun ahli waris dari hulu ke hilir mau mampu bekerjasama untuk terlibat secara masif menjaga sungai Citarum. “Saya juga berharap mereka juga bisa lebih aware terhadap kegiatan yang mampu menyelamatkan Sungai Citarum,” tutupnya.
Reporter : Ade Ifda/Magang
Redaktur : Fitri Nur Hidayah/Suaka