SUAKAONLINE.COM – UIN SGD Bandung menyelenggarakan Perkuliahan Tatap Muka Terbatas (PTMT) bagi angkatan 2020 dan 2021 sejak 17 Mei lalu. Kendati masih terbatas, PTMT ini disambut baik oleh mahasiswa dan dosen yang telah lama menantikan perkuliahan tatap muka.
Wakil Rektor (Warek) I, Rosihon Anwar mengatakan PTMT ini diputuskan berdasarkan hasil rapat pimpinan yang dilaksanakan pasca Ujian Tengah Semester (UTS). Selain itu, PTMT dilaksanakan setelah mempertimbangkan kondisi pandemi di Kota Bandung yang sudah melandai.
“Sebetulnya kalau dari masukan-masukan dari pada para mahasiswa sangat banyak. Antusias pun lumayan tinggi, hanya saja masih kita batasi untuk kegiatan-kegiatan dalam kampus,” ujarnya kepada Suaka saat dihubungi melalui Whatsapp, Rabu (18/5/2020).
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum (Syarkum), Rika Rosdiana mengungkapkan rasa senangnya saat pertama kali mendengar akan dilaksanakannya perkuliahan luring. Menurutnya tujuan pembelajaran bukan sekedar pemberian teori saja, tapi salah satu tujuannya yaitu dalam dunia akademik yaitu sosialisasi.
“Di mana pengajar dan mahasiswa bertemu ada interaksi yang selanjutnya saling mengenal bagaimana karakter dan sifat, karena kalo pembelajaran online ada yang hanya sekadar hadir itu jadinya lebih tidak bisa ibu kontrol,” ungkapnya saat diwawancarai via Google Meet, Rabu (18/5/2022).
Lebih dari itu, Rika mengatakan lebih nyaman mengajar secara tatap muka, sebab saat pembelajaran daring keaktifan mahasisiwa tidak menonjol. “Kalo online yang aktif itu lagi itu lagi dan sulit untuk menegurnya. Kalo offline ada pendekatan emosionalnya terutama dalam attitude bisa saling mengingatkan dan kalo online sulit pendekatan emosionalnya,” lanjutnya.
Mahasiswa jurusan Matematika angkatan 2020, Dinda Mutiara juga mengungkapkan rasa senangnya saat pertama kali mendengar kabar perkuliahan luring. “Pas pertama kali denger seneng, karena mahasiswa kalo gak di kampus gak berasa kuliah, semangat ke kampus karena bakal ketemu temen-temen, dan bakal hidup normal seperti sebelum corona,” ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan mahasiswa jurusan Ilmu Hukum angkatan 2021, Annisa Fitri yang baru pertama kali merasakan kuliah offline. “Kalo aku sangat excited karena ini tuh perdana, baru kali ini kuliah tatap muka ya pengen ngerasainlah gitu jadi mahasiswa itu bagaimana,” ujarnya.
Selain itu, Fitri juga mengatakan bahwa pembelajaran hybrid kurang maksimal dan efektif, karena terbagi menjadi dua fokus. “Kalo menurut aku kurang efektif, karena akan terbagi dua fokus yaitu fokus ke offline dan layar Zoom (Zoom Meeting). Jadi kalo mau offline ya semua,” tutupnya.
Reporter : Marisa Puspita /Magang
Redaktur : Yopi Muharam/Suaka