SUAKAONLINE.COM, Bandung — Aktifitas travelling tidak bisa dipisahkan dengan aktifitas memotret. Keinginan berbagi cerita dari perjalanan menjadi pendorong kuat bagi para traveller, terutama kawula muda. Bercerita lewat foto menjadi salah satu cara untuk menceritakan kembali perjalanan yang sudah atau sedang dilakukan. Foto bisa dibagikan lewat media atau blog pribadi.
Fotografer Kompas Bandung, Rony Arianto Nugroho menjelaskan foto harus dilakukan dengan pendekatan rasa. Meskipun dengan sudut pandang apapun, jika tidak dilakukan dengan rasa, maka foto terasa kosong makna. “Foto dengan pendekatan rasa, maka seolah foto itu berbicara, ada pesan yang terkandung,” terang Rony dalam acara Consina Sharing Travel Dokumentary di Transmart Cipadung, Bandung, Sabtu (26/11/2016).
Pendekatan rasa menjadi penting, karena tujuan bercerita adalah menyampaikan pesan. Perbedaan persepsi terhadap foto akan menjadi masalah sehingga pesan tidak bisa ditangkap maknanya. Menurut Rony, foto yang seperti itu bisa ditambah dengan penjelasan teks atau caption. “Foto dan caption harus seimbang, agar saling melengkapi,” ujarnya.
Rony mencontohkan, foto blur yang dianggap tak bermakna, menurutnya ada pesan emosional yang bisa dirasakan dari foto tersebut. Dengan adanya caption, pesan yang ingin disampaikan dari foto tersebut menjadi jelas.
Selanjutnya, menurut produser dan video maker Garis Api Production, Ahmad Yunus, Indonesia memang dikaruniai alam yang indah, sehingga memotret alam apapun akan terasa indah. Namun yang menjadi tantangan adalah merekam kehidupan manusianya itu sendiri.
Reporter : Dadan M. Ridwan
Redaktur : Edi Prasetyo