Kampusiana

Beredar Isu Penggusuran, Pedagang Kantin Biru Gelar Aksi

Sejumlah pedagang kantin dan mahasiswa melakukan aksi menolak penggusuran lahan di depan kantin biru kampus I UIN SGD Bandung, Kamis (23/09/2021). (Foto: Yopi Muharam)

SUAKAONLINE.COM Sejumlah pedagang kantin bersama mahasiswa melakukan aksi di depan Kantin Biru Kampus Satu UIN SGD Bandung, Kamis (23/9/2021). Aksi tersebut dilakukan dengan tujuan menolak penggusuran lapak kantin yang direncanakan akan dijadikan lahan parkir.

Terlihat beberapa poster dibentangkan dalam aksi yang bertuliskan aspirasi para pedagang.  “Jangan Bongkar Nasib Kami”, “Tolong Pikirkan Nasib Pedagang”, “Kantin Biru Berduka” adalah beberapa tuntutan yang dilontarkan. Salah satu pedagang Kantin Biru, Bunda Julia berharap aspirasinya dapat tersampaikan kepada para pemangku kebijakan.

“Kami tidak tau permasalahannya apa gitu, hingga kami yang jadi korban. Sampai ada pembicaraan dari pihak UIN (birokrasi –red.) sama Kemenag, katanya kami mau dialokasikan karna ini mau dibongkar untuk lahan parkir. Tapi sampai saat ini belum ada kabar baik,” keluhnya, Kamis (23/9/2021).

Ia menyebutkan beberapa waktu sebelumnya, para pedagang sempat didatangi seseorang yang mengaku sebagai investor. Menurutnya investor tersebut telah mendapatkan surat izin untuk merobohkan bangunan kantin dalam waktu dekat. Namun belum ada kepastian terkait relokasi tempat untuk para pedagang berjualan nantinya.

Bukan sekali ini para pedagang kantin tenda biru itu didatangi orang asing. Dalam pengakuannya, Bunda Juli mengatakan sempat beberapa kali didatangi orang asing hingga mengganggu kenyamanan mereka dalam mencari nafkah. Padahal mereka telah mengikuti aturan mereka, mulai dari membayar deposit, hingga rutin membayar pajak 10% dari penghasilan.

Tidak sampai disitu, permasalahan seperti tidak disediakannya fasilitas air dan listrik membuat para pedagang di Kantin Biru harus bergotong royong untuk menunjang kebutuhan tersebut. “Gampang masalah uang mah. Kita pasti bayar setiap hari sesuai perjanjian, tapi mana fasilitas buat kami? Saya air beli sendiri, sehari 35.000 rupiah. Bayangin selama tiga tahun, terus listrik juga ga ada,” jelasnya.

Salah satu mahasiswa jurusan Sosiologi, Yunas mengatakan menyayangkan jika Kantin Biru benar digusur. “Jajan mau ke mana? Sedangkan kalo ngandelin satu kantin juga mahasiswa kan banyak, ga bakal ketampung semua,” jelas Yunas. Ia juga mengatakan jika nantinya akan dijadikan lahan parkir, seharusnya tidak melupakan nasib para pedagang.

“Kalo emang buat bagus kampus kaya tadi, isunya buat lahan parkir, ya gapapa. Emang kurang juga lahan parkir di Kampus. Cuma si pedagangnya itu jangan ditelantarin gitu. Yaitu emang tanggung jawab pihak UIN-nya juga, buat mindahin supaya mereka bisa dagang lagi,” tutupnya.

Reporter         : Hamzah Anshorulloh dan Yopi Muharram  

Redaktur        : Fuad Mutashim

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas