Lingkungan dan Kesehatan

Deddy Mizwar: Earth Hour Berikan Dampak Signifikan

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar saat memberikan sambutan dalam perayaan Earth Hour Swtich Off Ceremony 2016 di Gedung Sate Kota Bandung, Sabtu (19/3/2016). Dalam pidatonya, Deddy Mizwar menerangkan peningkatan efisiensi energi listrik dari kegiatan Earth Hour di Jawa Barat sejak tahun 2012 hingga 2015 relatif meningkat. (Muhammad Machally/Magang)

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar saat memberikan sambutan dalam perayaan Earth Hour Swtich Off Ceremony 2016 di Gedung Sate Kota Bandung, Sabtu (19/3/2016). Deddy Mizwar menerangkan peningkatan efisiensi energi listrik dari kegiatan Earth Hour di Jawa Barat sejak tahun 2012 hingga 2015 relatif meningkat. (Muhammad Machally/Magang)

SUAKAONLINE.COM – “Dengan mematikan listrik (earth hour) selama 1 jam, efisiensi yang dicapai oleh Jawa Barat sebesar kurang lebih 60 Mega Watt (MW) pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2013 sebesar 70 MW. Dan pada tahun 2014 serta 2015 sebesar 80 MW,” kata Wakil Gubernur jawa Barat, Deddy Mizwar, dalam malam puncak Earth Hour Switch Off Ceremony di Gedung Sate Bandung, Sabtu (19/3/2016). Menurutnya, Earth Hour cukup memberi dampak signifikan terhadap efisiensi penggunaan energi listrik di Jawa Barat.

Sesuai tema yang diusung pada perayaan Earth Hour Switch Off 2016, “Shine A Light on Climate Action” (berikan cahaya bagi aksi melawan perubahan iklim), Deddy Mizwar berpendapat jika semua masyarakat Jawa Barat dapat menerapkan perilaku bijak energi dampak yang nyata telah dirasakan adalah berkurangnya efek rumah kaca sebagai hasil dari berkurangnya gas sisa pembakaran energi fosil.

Ketua Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Anang Sudarna menambahkan, 90% bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia adalah minyak bumi dan batu bara. Kedua sumber daya itu adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Selain peningkatan efisiensi energi, jumlah partisipannya juga berkembang. Seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Barat juga telah ikut serta dalam berbagai kapasitasnya dalam perayaan Earth Hour.

“Untuk tahun ini, Alhamdulillah yang komunitasnya sudah berkembang ada 13 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Tetapi pada prinsipnya seluruh Kabupaten/Kota menyelenggarakan earth hour di pendopo masing-masing,” ungkap Anang.

Berdasarkan data dari World Wide Fund (WWF), 300 MW yang dihemat 10% penduduk Jakarta setara dengan mengistirahatkan satu pembangkit listrik di Indonesia. Jika pada tahun 2015 lalu Jawa Barat menghemat 80 MW listrik dari aksi Earth Hour, maka Jawa Barat mengistirahatkan sekitar seperempat satuan pembangkit listrik.

Senada dengan Deddy Mizwar, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF, Nyoman Iswarayoga, acara pemadaman lampu yang dilakukan tersebut sebenarnya merupakan ajakan untuk menyalakan bersama-sama dalam aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim karena perubahan iklim adalah peristiwa yang nyata-nyata terjadi. “Suka tidak suka, perubahan iklim datang kepada kita, dampaknya yang diperkirakan tidak menyenangkan bagi kita itu tidak memilih,” pungkas Nyoman.

Deddy juga mengimbau masyarakat untuk mengganti lampu konvensional dengan lampu yang lebih hemat energi. Di samping itu, media sosial yang dimiliki masyarakat juga diharapkan bisa menjadi media untuk mengajak masyarakat melakukan dan menyebarluaskan aksi earth hour.

Reporter : Muhammad Machally & Edi Setio / Magang

Redaktur : Edi Prasetyo

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas