Advertorial

Dema Fidkom Gelar Webinar, Melvi: Indonesia Masuk Top 3

DEMA FIDKOM gelar webinar Media Komunikasi dengan tema “Peran Dakwah dan Dunia Digital Sebagai Media Kritik Masyarakat” melalui Zoom Meeting pada Kamis (28/10/2021). (Alisya Darmayanti/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi (Dema FIDKOM) menggelar webinar media komunikasi dengan menyusung tema “Peran Dakwah dan Dunia Digital Sebagai Media Kritik Masyarakat” melalui Zoom Meeting pada Kamis (28/10/2021). Acara ini dihadiri sekitar 105 orang mulai dari mahasiswa dalam kampus maupun luar kampus.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi, Dadan Suherdiana. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa webinar ini merupakan kegiatan untuk menambah wawasan, memperkuat komitmen mahasiswa sebagai insan intelektual untuk bekal di masa mendatang. Ketua pelaksana acara Rose Rahmatia menyampaikan tujuan diadakannya webinar ini, yakni untuk mengembangkan potensi diri mahasiswa.

“Tujuan dari webinar ini tidak pula tidak lain untuk menciptakan perkembangan potensi dari sumber daya mahasiwa dalam rangka pemenuhan status mahasiswa. Harapan kami, terkhusus untuk mahasiswa, semoga webinar ini dapat membuat mahasiswa mengetahui perspektif peran dan fungsi media dan mampu menakar kemampuan diri dalam dunia digital” ungkapnya saat wawancara via Whatsapp, Jumat ( 29/10/2021).

Hadir pula Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Aang Ridwan sekaligus menjadi narasumber dalam diskusi. Tak hanya itu, Produser Kompas TV Melia Melfitri juga turut hadir s sebagai pemateri lainnya.

Aang menjelaskan mengenai hubungan dakwah dengan perkembangan zaman saat ini. Ia menyampaikan bahwa dakwah Islam itu memiliki dua karakter, yaitu adaptif dan dinamis. Yang mana adaptif itu dakwah islam yang bisa beradaptasi dengan segala realitas sosial. Sedangkan dinamis berarti dakwah yang bisa berkembang seiring perubahan zaman. Jadi, seiring dengan perubahan itu dakwah juga bisa mengikuti.

Aang juga menjelaskan keterkaitan dakwah dengan pertelevisian. “Nah, sekarang karena kita berbicara dakwah dan telivisi, bahwa telivisi itu sebagian agen kapitalis. TV itu milik pemilik modal yang besar maka TV itu memiliki tugas bahwa hari ini melakukan produksi kapitalistik dengan  melakukan produksi ragam tayangan yang bisa sesuai dengan harapan pemilik modal.” Jelas Aang, Kamis (28/10/2021).

Adapun pemateri kedua, Melvia memaparkan materi mengenai jurnalistik tv. Ia menyampaikan tentang apa yang disebut jurnalistik dan pengalamannya bekerja di industri pertelevisian Indonesia. Jurnalis itu wartawan, kameramen, presenter, reporter, atau crew yang bekerja di industri televisi yang bertujuan untuk mempublikasikan berita atau fakta dari sebuah peristiwa yang terjadi di lapangan.

Lalu Melvia juga menjelaskan bagaimana nasib pertelevisian Indonesia di era digital seperti sekarang ini. Menurutnya hal ini bisa menjadi suatu tangtangan yang menarik. Dia juga menjelaskan bahwa perkembangan dunia digital dan pertelevisian bisa jadi hubungan mutualisme, dan dunia pertelevisian harus bisa berkembang mengikuti zaman agar dapat bersaing sehat.

“Orang yg nonton tv di Asia Tenggara itu masih cukup besar loh. Indonesia termasuk top 3 yang masih nonton tv dibanding dari layanan streaming. Kalau ditanya bagaimana tv bisa bersaing dengan digital? Kalau menurut saya itu ga perlu dikhawatirkan dan itu bisa menjadi suatu tantangan yang menarik,” imbuh Melvia, Kamis (28/10/2021).

Reporter: Alisya Darmayanti/Suaka

Redaktur: Fauzan Nugraha/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas