Kampusiana

DPM-F Adhum Terpaksa Laksanakan Sidang Istimewa

[Suakaonline]-Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (DPM-F Adhum), Agus Kiki Munawar, terpaksa melaksanakan Sidang Istimewa yang bertempat di Auditorium Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Sabtu (15/02).


Agus beralasan sidang ini harus dilaksanakan karena melihat kinerja para BEM-J FAH sudah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah ditetapkan.


“Kami selaku DPM-F mempunyai wewenang untuk melaksanakan sidang istimewa ini dikarenakan dari kepengurusan BEM-J sendiri sudah ada yang melewati periode kepemimpinannya,” jelas Agus di sela-sela sidang.


Ia menambahkan, kepengurusan DPM-F Adhum ini baru berjalan dua bulan lamanya, maka Agus sendiri menginginkan sistem kepemimpinan mahasiswa di FAH ini tidak semerawut.


“Tolong dukung kebijakan atau visi goes to ideal dan perbaiki pola komunikasi serta kawal mahasiswa di setiap jurusan oleh BEM-J sendiri. Cobalah kritisi pengurus pada awal kepengurusan ataupun pertengahan kepengurusan. Jangan mengkritik saat mau lengser, percuma,” ujar Agus.


Sidang istimewa yang mengusung tema “Rekontruksi Kepemimpinan dalam Sistem Demokrasi Mahasiswa” tersebut dihadiri oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEM-J) se-Fakultas Adhum. Masing-masing BEM-J tersebut memaparkan laporang pertanggungjawaban selama kepengurusannya.


Beberapa peserta yang hadir mempertanyakan program kerja yang tidak terealisasikan dengan baik. Seperti yang diungkap mahasiswa semester dua jurusan Sejarah Peradaban Islam, yang tidak ingin dipublikasikan namanya.


“Seharusnya program kerja dapat dilaksanakan sesuai dengan bidang atau komisi yang terlibat. Contohnya mading jurusan yang kurangnya pengontrolan yang mengakibatkan mading rusak dan dicorat coret. Harusnya meningkatkan kinerja yang lebih professional dimulai dari hal kecil,ujarnya.


Untuk melakukan sistem yang ideal di FAH, Nawa Nurarif, salah satu mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab ini berharap dengan adanya sidang istimewa ini bisa lebih baik.


Innalillahi wa innailaihi raaji’uun. Itu yang perlu diucapkan pertama kali oleh kita karena ini musibah bagi kepemimpinan di FAH. Selanjutnya saya berharap supaya ada konsolidasi dan lebih merekatkan ikatan emosional dengan siapa saja,” jelas Nawa.

 

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas