Lintas Kampus

FISIP Unisma Gelar Seminar Peringatan Hari Autis Sedunia

Hari Autisme

Ian, salah seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sedang membacakan puisi padda acara Seminar Peringatan Hari Autisme Sedunia di Gedung B Universitas Islam 45, Sabtu (4/4/2015). (Egidya Mahardini/Magang).

SUAKAONLINE.COM, Bekasi—Senat Mahasiswa FISIP Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi menggelar seminar bertemakan “Mendeteksi Gangguan Pada Anak Usia Dini dan Penerapan Pola Asuh Yang Tepat Bagi Anak Dengan Gangguan Autisme” dalam rangka memperingati Hari Autisme se-Dunia di Gedung B FISIP Unisma Bekasi.

Ketua Senat FISIP Unisma, Muhammad Affandi menuturkan bahwa acara ini diselenggarakan untuk menambah kesadaran mahasiswa dan masyarakat luas agar mereka dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Menurutnya anak-anak autis juga mempunyai hak yang sama seperti kita orang normal, yaitu hak mendapat pendidikan yang layak “Tidak memandang dia Elit (orang kaya) atau miskin, mereka berhak mendapatkan hak pendidikan. Tapi miris karena pendidikan anak berkebutuhan khusus sangat langka dan mahal,” katanya di dalam sambutan acara, Sabtu (4/4/2015).

Acara ini menghadirkan pemateri dari psikolog dan akademisi diantaranya Nora Yusnita Nainggolan, Magdalena Hanoum, dan seorang praktisi pendidikan anak berkebutuhan khusus, Ayu Hazzar.

Salah seorang pemateri Magdalena Hanoum berkata bahwa ciri utama dari gejala anak autis adalah anak tersebut sulit untuk menginterpretasikan sesuatu yang sifatnya berubah-ubah, karena mereka tidak bisa fokus dengan benda yang diam. Maka anak autis hanya dapat menatap mata lawan bicara kurang dari 3 detik.

Menurut Nora Yusnita Nainggolan, autisme ditandai dengan abnormalitas pada fungsi sosial bahasa dan komunikasi, perilaku yang tidak biasa serta minat anak autis adalah terbatas.

“Kita harus sabar dalam menghadapi anak autis, karena ibu hebat dan luas biasa adalah ibu dari seorang anak autis. Kita harus mendukung dan membantu mengembangkan pola asuh anak autis, agar mereka mendapatkan hidup yang layak dan normal seperti orang biasanya,” ujarnya saat mengisi materi dalam acara.

Ayu Hazzar menyebut tiga aspek penting dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus. Diantaranya, memiliki kedisiplinan, tegas dan total. Tiga aspek dasar tersebut harus diterapkan dalam pendidikan belajar anak berkebutuhan khusus terutama autis.

Salah seorang anggota Senat Mahasiswa FISIP UIN Bandung Dewa Nugraha mengapresiasi acara ini. ia berkata bahwa acara ini sangat bagus untuk mahasiswa dan masyarakat luas, namun sayangnya masih saja ada yang mengabaikan anak autis.

Acara ini sangat bagus dan menginspirasi saya, apalagi saat Pao (sapaan Ian) membacakan puisi yang sangat menyentuh hati,” ujar mahasiswa Sosiologi tersebut.

Reporter : Egidya Mahardini/Magang

Redaktur : Robby Darmawan

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas