SUAKAONLINE.COM – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengeluarkan kebijakan pemesanan tiket KA lokal melalui aplikasi KAI Access, di stasiun Bandung dan Kiaracondong pada tanggal 1 April 2023 lalu. Kebijakan ini juga menghapuskan pemesanan tiket Go Show atau pemesanan tiga jam sebelum keberangkatan di loket stasiun.
Senior Manager Kereta Commuter Indonesia (KCI) Area II, Satar Tuara Ondrat menjelaskan penghapusan layanan pembelian tiket KA lokal dimaksudkan untuk mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan teknologi. Tujuannya yaitu untuk meminimalisir antrean panjang saat akan memasuki peron.
“Antrean itu tidak manusiawi, pada zaman dulu orang-orang mengantre berhari-hari di stasiun hanya untuk bisa melakukan perjalanan selama mungkin hanya 30 menit. Dengan adanya pemesanan melalui aplikasi maka akan membuat orang-orang lebih bisa menghemat waktu, uang, dan tenaga,” ujarnya saat diwawancarai Suaka di ruanganya, Rabu (12/4/2023).
Meski masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui akan kebijakan baru ini, Satar mengungkapkan bahwa sosialisasi ini sudah dilakukannya sejak tahun lalu. Ia menganggap saat sosialisasi dilakukan, seluruh masyarakat pengguna KA sudah mengetahui kebijakan ini.
“Bahkan kami sosialisasi itu dilakukan satu tahun. Namun masyarakat itu tahu atau tidak itu kembali ke masyarakat itu sendiri, yang penting kita anggap sudah tahu karena kita sudah melakukan sosialisasi tersebut. Kita memang tidak bisa menjangkau semua orang sama,” lanjutnya.
Ia juga menegaskan jika ada masyarakat yang tidak bisa mengikuti kebijakan ini, untuk menggunakan transportasi lain. “Tujuannya kami (PT KCI -red) ingin mempermudah, namun kalau tidak bisa ya, dipersilakan mencari akomodasi transportasi lain,” tandasnya.
Penerapan kebijakan ini menuai keluhan dari masyarakat pengguna KA. Salah satunya ialah Anisa, yang juga pengguna KA Lokal Cimahi-Kiaracondong. Ia mengungkapkan bahwa kebijakan ini dirasa belum bisa di jangkau semua kalangan. Termasuk ia sendiri yang pada awalnya sedikit kesulitan untuk mengakses aplikasi KAI access, sehingga ia beberapa kali terlambat naik KA.
“Beberapa orang mungkin terkendalanya di-gadget-nya ya. Soalnya kan, nggak semua orang punya gadget yang canggih. Kemarin juga Ibu tuh terkendalanya dipemesanan tiket sama di pembayarannya, karena apa ATM bankingnya itu error seperti itu, kemudian juga adik saya tuh yang biasanya pengguna tiket lokal jadi nggak bisa, nggak ngerti cara pakainya,” keluhnya saat diwawancarai Suaka di stasiun Kiaracondon, Rabu (12/4/2023).
Hal itu dialami penumpang lain yakni, Dewi yang merasakan tentang kesulitannya saat akan memesan tiket melalui aplikasi KAI access, lantaran gadget yang ia gunakan tidak bisa mengakses aplikasi. Dengan terpaksa ia harus menghubungi anaknya agar bisa memesan tiket melalui aplikasi ini.
“Terkendala, soalnya awalnya kan nggak ngerti, nggak bisa (menggunakan KAI access -red), jadi lama, (harus -red) nelpon anak dulu. Kemudian nggak tahu kalau di Stasiun Bandung tuh apa namanya nggak bisa pakai pesan di loket jadi harus pakai aplikasi, jadi nelpon anak dulu,” ujar Dewi saat diwawancarai di Stasiun Bandung,
lebih dari itu, Dewi mengungkapkan untuk pembelian tiket berikutnya, ia harus menghubungi anaknya kembali agar bisa memesankan tiketnya. “Nantinya juga tetap nyuruh anak, karena masih belum bisa (memesankan tiket KAI access -red) sih. udah susah orang juga nggak pada ngerti. Apalagi kita mah ya ibu-ibu, nggak terlalu ngerti pakai aplikasi kayak gini-gini mah (KAI access -red),” tambahnya.
Selain itu, Anisa berharap KAI dapat membuka alternatif lain untuk masyarakat yang terkendala saat memesan tiket di aplikasi. “Mungkin kebijakannya aja sih. Ini buat orang (pengguna KA -red) yang nggak ngerti ini (aplikasi KAI access -red), gimana biar tetap bisa naik kereta lokal,” harapnya.
Reporter : Zidny Ilma Qoulan/Magang
Redaktur : Yopi Muharam