Kampusiana

Kesiapan FAH Dalam Penerimaan Mahasiswa Baru Jurusan IPII

Dua orang mahasiswa memasuki ruang kuliah Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) di Gedung V, Kampus I UIN Bandung, Senin (13/3/2023). (Foto: Kinanti Arti Nazihah/Suaka).

SUAKAONLINE.COM – Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) telah membuka jurusan baru, yakni Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII). Jurusan ini disahkan berbarengan dengan Rapat Koordinasi (Rakor) FAH 2023 di Auditorium FAH, UIN SGD Bandung, yang digelar pada Rabu (1/2/2023) lalu. Melalui pengesahan surat Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1326 Tahun 2022, FAH siap menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2023-2024.

Mengutip laman fah.uinsgd.ac.idpenerimaan mahasiswa baru akan dilaksanakan berbarengan dengan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Kematangan jurusan IPII terlihat sejak pelantikan Ketua Jurusan (Kajur) dan Sekretaris Jurusan (Sekjur) IPII pada Jumat (24/2) lalu. Selain itu, dengan diturunkannya Surat Keputusan (SK) Rektor Nomor 20 Tahun 2023 Muhammad Riza resmi diangkat sebagai Kajur IPII dengan latar belakang lulusan magister Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia (UI).

Menanggapi hal tersebut, Suaka mewawancarai Wakil Dekan (Wadek) I FAH, Dadan Rusmana di lantai dua gedung FAH. Dadan menjelaskan terdapat tiga keilmuan pokok dalam jurusan IPII, di antaranya perpustakaan, kearsipan, dan informasi Islam.

“Pertama adalah perpustakaan, yang kedua kearsipan, yang ketiga tentang informasi islam. Oleh karena itu, kemudian nanti keilmuannya ada orientasi untuk tata kelola perpustakaan, baik perpustakaan buku-buku atau digital, dokumen, dan referensi,” jelasnya, Kamis (9/3/2023).

Ia juga menjelaskan pentingnya jurusan IPII ini diadakan, sebab pengelolaan perpustakaan harus menjadi sentrum keilmuan. “Jadi perpustakaan itu memang menjadi mercusuar, menjadi sentrum di dalam pengembangan masyarakat kita dan pengembangan peradaban masyarakat kita Indonesia,” ujarnya.

Terkait penerimaan mahasiswa baru, Dadan telah mempersiapkannya secara legal-formal sejak bulan Oktober tahun 2022. Ia juga memproyeksikan output angkatan perdana harus lulus dalam waktu empat tahun. “Di setiap proyeksi kurikulum itu kan harus sampai output dan outcome, kalau output bisa sampai empat tahun tapi outcome delapan tahun. Kira-kira pengukuran alumni sudah keluar empat tahun itu jadi apa saja, itu harus direncanakan” jelasnya.

Menelisik SDM dan Fasilitas Pendukung

Meskipun jurusan baru, Dadan yakin jurusan ini mampu unggul dengan ciri pembedanya. Salah satu upaya yang ia lakukan adalah studi banding ke berbagai tempat, seperti Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia, kampus Unpad, UPI, UI dan kampus di Jogja bahkan Aceh.

Kemudian, saat disinggung mengenai dukungan kampus terhadap jurusan IPII, Dadan menilai secara fasilitas cukup untuk perkuliahan. Dengan 21 ruang kelas reguler, tiga laboratorium bahasa dan komputer akan mampu menampung mahasiswa baru. Selain itu, ia menyebutkan jika perpustakaan UIN Bandung akan mendukung pengalaman belajar.

“Kita punya perpustakaan yang terakreditasi di tingkat universitas dan sampai hari ini pustakawannya terbatas. Mudah-mudahan, nanti dengan magang anak-anak kita, itu semakin terbantu dan terkelola secara baik,” lanjutnya.

Tidak terbatas pada perpustakaan kampus saja, Dadan menyampaikan jika perpustakaan fakultas dan kampus terdekat akan membantu pengalaman mahasiswa. “Setiap fakultas juga punya perpustakaan, ya mudah-mudahan di proyeksinya mahasiswa kita juga bisa magang di perpustakaan fakultas, juga perpustakaan yang ada di sekitar UIN ya, seperti Unpad, UPI, Uninus, dan yang lainnya,” katanya.

Lebih dari itu, Dadan juga menyoroti pengelolaan perpustakaan di lembaga pendidikan yang menurutnya tidak sesuai dengan gelar keahliannya. Misalnya guru yang ditunjuk untuk mengelola perpustakaan. Maka dari itu prospek jurusan IPII diharapkan dapat mengubah kinerja perpustakaan di lembaga pendidikan tersebut.

“Lembaga pendidikan umum dan Islam, banyak perpustakaan yang belum dikelola oleh orang yang punya keilmuan dan pengalaman tadi. Banyak sekolah-sekolah yang jadi pustakawan itu guru, ke depannya harus ada perbaikan,” tuturnya.

Merespons Perkembangan IT

Melihat UIN Bandung dalam merealisasikan jurusan IPII telat dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lain, tanggapan Kajur IPII, Muhammad Reza mengatakan motivasinya adalah mampu adaptif terhadap perkembangan Teknologi Informasi (IT). Alasannya, hampir setiap kampus sudah terintegrasikan dengan IT.

“Karena sebenarnya kalau kita tidak adaptif, hanya fokus terhadap perpustakaan sebagai institusi saja gitu kan. Itu kita akan ketinggalan, perpustakaan sudah hampir jarang orang yang datang ke perpustakaan, mahasiswa yang rajin ataupun yang biasa saja cuman nyerahin skripsi udah beres, seperti itu,” jelasnya, saat diwawancarai via Google Meet, Kamis (9/3/2023).

Nantinya, pembelajaran akan dibarengi dengan laboratorium komputer. Hal ini yang menurut Riza menjadi metode pembelajaran unik. “Kita di sana banyak belajar tentang apa yang berhubungan dengan IT. Kita juga nanti ada perpustakaan khusus (IPII -red) itu untuk mempelajari klasifikasi, untuk mempelajari katalogisasi gitu kan, itu di sana,” lanjut Riza.

Dengan begitu, Riza berharap lulusan IPII mampu terserap oleh pasar di samping menjadi pegiat literasi saja. Ia kerap memperhatikan dari Kampus UIN lain dengan akreditasi bagus, akan banyak dan cepat pustakawan yang dibutuhkan. Lebih lanjut, lulusannya juga bisa menjadi arsiparis, peneliti, dan penulis informasi.

“Pegiat literasi yang akan hadir untuk buka perpustakaan itu kan, menumbuhkan minat baca anak-anak itu bagian literasi itu. Itu adalah kerja humanitarian, di samping mungkin ya, yang mau bekerja di korporasi atau di perpustakaan ya dipersilakan. Tapi silakan juga jadi pegiat literasi seperti itu,” terangnya.

Reporter: Yazid Rizqi Agung/Magang

Redaktur: Mohamad Akmal Albari/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas