Kampusiana

LPM Suaka Gelar Diskusi Publik, Gaungkan Demokrasi yang Harus Berisik

Ketua Aliansi Jurnalistik Independen (AJI), Iqbal T Lauzardi dan Tim Kampanye Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung, Bilal M Sean menyampaikan penggambaran demokrasi melalui media sosial pada Diskusi Publik Milad LPM Suaka ke-38 di Aula Student Center, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Sabtu (2/11/2024). (Foto: Ninda Nur Aidah/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suaka UIN Bandung mengadakan diskusi publik dengan tema “Representasi Demokrasi Melalui Gerakan di Media Sosial” sebagai salah satu kegiatan dalam rangkaian milad UKM LPM Suaka yang ke-38, dilaksanakan di Aula Student Center lantai 1, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Sabtu (2/11/2024).

Kegiatan yang dilangsungkan dari jam dua siang ini terbuka untuk umum, serta kegiatan ini bekerja sama dengan Unit Kegiatan Khusus (UKK) dan UKM di UIN Bandung, dan juga dengan LPM se Bandung Raya. Diskusi publik ini menghadirkan dua pemantik yakni, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, Iqbal Tawakal Lazuardi dan juga tim kampanye Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung Bilal Muhammad Sean.

Tema kali ini diangkat berhubungan dengan isu yang kemarin sempat ramai di media sosial mengenai Garuda Biru yang menandakan peringatan darurat, serta ramainya orang yang menyebarkan berita tersebut melalui media sosial milik pribadi. Tema ini juga dirasa sesuai dengan keadaan di negara sekarang yang mana setiap orang bisa melakukan gerakan demokrasi melalui media sosial.

Salah satu pemantik diskusi, Iqbal menampilkan power point dengan tulisan “Demokrasi harus Berisik”. Iqbal mengungkapkan bahwa demokrasi harus berisik bahkan sekalipun itu di media sosial. “Jika demokrasi hanya diam itu tidak bisa disebut sebagai demokrasi. Karena demokrasi yang sesungguhnya ialah berisik yang menyebutkan protes-protes, mengemukakan semua pendapatnya dan ikut andil untuk bersuara, ” katanya.

Salah satu peserta dari LPM Birama Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Dessy Angelia menyatakan sepakat dengan cuitan kata tersebut. “Tadi aku tertarik banget soal demokrasi tuh harus berisik gitu, betul ya. Karena kemarin juga demokrasi kita tuh di notice pas peringatan darurat, emang kita berisik banget kan di semua media sosial kayak gitu, dengan begitu kita bisa menarik orang yang tidak tahu menjadi tahu mengenai isu politik,” ujarnya, Sabtu (2/11/2024).

Salah satu peserta diskusi publik mahasiswa UIN Bandung jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) semester tiga, Sa’ad Hibatulloh menyebutkan hal yang dia dapatkan dalam diskusi publik tersebut. “Khususnya buat aku ya yang generasi Gen Z, yang kebanyakan mungkin gak melek sama politik sekarang, yang cuma ikut-ikutan doang gitu.. Alhamdulillah setelah ikut ini jadi lebih melek aja sama politik,” katanya.

Ungkapan dari kedua peserta sejalan dengan tujuan dari tema yang diangkat. Tema ini di tujukan untuk para remaja yang tertarik dengan isu-isu politik, dan juga sebagai wadah berkritik bagi mahasiswa UIN Bandung dan juga mahasiswa lainnya mengenai demokrasi melalui media sosial. Ketua pelaksana diskusi publik LPM Suaka, Fitria Nur Aini menyebutkan tujuan diadakannya diskusi dengan tema tersebut.

“Jadi tujuannya itu sebagai wadah bagi mahasiswa-mahasiswi khususnya di UIN Bandung untuk menyampaikan pendapat dan opininya terkait dengan berdemokrasi melalui gerakan di media sosial tersebut gitu. Jadi kalau misalkan kita memang mengerti hal itu kita mempercayai bahwa dengan kita merepost postingan tersebut kita mampu membawa perubahan yang lebih baik untuk negara ya kenapa tidak gitu ya kan,” ujarnya, Sabtu (2//11/2024).

 

Reporter: Sri Wahyuni/Suaka

Redaktur: Zidny Ilma/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas