SUAKAONLINE.COM — “Mukena harap dirapikan kembali ke tempatnya”. Imbauan tersebut tertulis dengan jelas dalam kertas HVS ukuran A4 dan ditempel di lemari yang diperuntukan buat menyimpan mukena. Namun, himbauan tersebut nampaknya bertepuk sebelah tangan. Ternyata masih ada saja penguna mukena yang tidak merapikan dan meletakan kembali mukena ke tempatnya.
Berdasarkan pantauan Suaka pada Kamis (17/9/2015) malam, sekitar 100 pasang mukena masih tergeletak di lantai 2 dalam kondisi terlipat. Padahal di sana sudah tersedia dua lemari yang diperuntukan buat penyimpanan mukena.
Salah satu office boy (OB) yang bertugas di Masjid Iqomah UIN SGD Bandung, Sofyan Souri, menyayangkan perilaku sebagian pengguna mukena tersebut. Ia berujar, seharusnya orang yang bersangkutan merapikan kembali mukena yang sudah digunakan ke tempat semestinya. Menurutnya, kejadian ini sudah berlangsung sejak dua tahun yang lalu.
“Tapi sejak perkuliahan semester sekarang ini, kondisi semakin memprihatinkan,” ucapnya saat berkunjung ke sekretariat LPM Suaka, Kamis (17/9/2015). Bahkan yang lebih mengejutkan lagi yaitu saat Suaka menemukan bekas pembalut dan celana dalam yang dibuang sembarangan di kamar mandi akhwat.
“Jika ada tamu yang berkunjung ke UIN dan mendapati kondisi seperti ini kan bisa mencoreng nama UIN sendiri,” keluh Sofyan dengan nada geram. Sofyan menambahkan bahwa Ia juga pernah menemukan celana dalam yang dibuang di kamar mandi ikhwan.
Berdasarkan pengakuan Sofyan, Ia sering kali mengingatkan seluruh civitas akademika UIN SGD Bandung untuk senantiasa menjaga kebersihan dan ketertiban saat berada di area Masjid Iqomah. Selain menegur secara langsung kepada orang yang bersangkutan, pihaknya acap kali mengimbau melalui pengeras suara.
Salah satu mahasiswi UIN SGD Bandung, Ulfah Kusumadewi, mengaku pernah sholat di Masjid Iqomah dan menggunakan mukena. Lalu, Ia tidak merapikan kembali mukena tersebut. “Karena banyak yang antre sholat,” kilah mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris itu, Kamis (17/9/2015) malam.
Desi, mahasiswi UIN SGD Bandung lainnya mengaku sering merapikan kembali mukena yang telah dipakai. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika tersebut menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan kebiasaan yang dilakukan saat berada di rumahnya. “Allah juga menyukai keindahan, jadi harus dirapikan setelah menggunakannya,” tambahnya.
Sementara Zainal, mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum, mengajak kepada seluruh mahasiswa UIN SGD Bandung agar senantiasa menjaga kebersihan. Sebagai mahasiswa yang kuliah di kampus islam, masa tidak bisa mencitrakan islam itu sendiri. Ia juga menyarankan kepada dosen agar selalu memberikan nasihat kepada para mahasiswa mengenai adab yang harus dilakukan saat berada di masjid.
Tanggungjawab Bersama
Sofyan mengimbau kepada seluruh mahasiswa agar lebih sadar diri agar tempat sholat menjadi lebih teratur. Ia tidak hanya menyoroti ihwal penggunaan mukena saja, melainkan aktivitas lainnya yang dilakukan civitas akademika UIN SGD Bandung saat berada di area Majid Iqomah. Saat adzan dzuhur berkumandang, ternayata masih banyak mahasiswa yang beraktivitas di area masjid. “Saat adzan seharusnya aktivitas berhenti,” tegas Sofyan.
Kebersihan dan ketertiban di area Masjid Iqomah bukanlah tanggung jawab OB semata. Seluruh civitas akademika UIN SGD Bandung sudah seharusnya memiliki rasa tanggung jawab dan meningkatkan kesadaran diri untuk turut serta menjaga kebersihan dan ketertiban area Masjid Iqomah.
Reporter : Ibnu Fauzi, Muhamad Faisal A.
Redaktur : Robby Darmawan