Kampusiana

Pandemi Belum Usai, Wisuda ke-78 Resmi Ditunda

Dok.Suaka

SUAKAONLINE.COM- Pada Minggu, (7/6/2020) mendatang, UIN SGD Bandung seharusnya menggelar acara Wisuda yang ke-78. Namun, dengan adanya pandemi yang belum kunjung usai membuat pihak kampus menunda gelaran Wisuda tersebut. Pada Senin, (20/4/2020) lalu, Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud mengeluarkan surat edaran dengan Nomor: 392/Un.05/II.4/HM.01/03/2020 tentang Tindak Lanjut Akademik dan Non-Akademik Pencegahan Penyebaran Covid-19, bahwa pelaksanaan Wisuda yang ke-78 UIN SGD Bandung Tahun Akademik 2019/2020 yang telah terjadwalkan ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Selain itu, dalam surat tersebut dijelaskan bahwa pembuatan Ijazah, transkrip nilai, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) tetap akan diproses. Kemudian calon wisudawan dan wisudawati dapat menerima seluruh dokumen dalam bentuk fotocopi yang telah dilegalisir oleh Fakultas atau Pascasarjana masing-masing, dengan catatan telah menyelesaikan perbaikan Skripsi, Tesis, atau Disertasi dan memliki keterangan bebas pustka.

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Rosihon Anwar menyampaikan bahwa kebijakan yang diambil oleh UIN SGD Bandung merupakan bentuk untuk mengikuti peraturan yang dianjurkan oleh pemerintah,  diantara kebijakan tersebut adalah mengalihkan sistem perkuliahan menjadi sistem daring hingga akhir semester genap yang akan usai pada 4 Juli 2020 mendatang. Kemudian kebijakan lainnya adalah menerapkan Work From Home (WFH), melarang adanya perkumpulan yang melibatkan banyak masa, dan penundaan wisuda pun merupakan bentuk mengikuti kebijakan pemerintah.

“Kita masih menunggu perkembangan. Mudah-mudahan di bulan Juni pandemi sudah selesai, sehingga wisuda dapat dilaksanakan di pertengahan atau di akhir bulan Juni. Tapi untuk kepentingan Ijazah, Transkrip, dan SKPI calon wisudawan dapat memperoleh potocopinya di fakultas masing-masing,” jelasnya saat dihubungi Suaka via WhatsApp, Rabu (22/4/2020). Ia pun menginginkan perkuliahan yang sedang dilaksanakan secara daring ini dapat berjalan dengan maksimal, meski tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan.

Menurutnya, pihak akademik telah berupaya bekerja dengan maksimal agar perkuliahan tetap bisa berjalan secara lancar, seperti membuat berbagai aplikasi online mulai dari pendaftaran Ujian Proposal, Sidang Komprehensif, Sidang Munaqosah, persyaratan Toefl dan lain sebagainya. “Setelah pandemi selesai saya berharap dan berdoa seluruh keluarga besar UIN SGD Bandung serta mahasiswa dapat mengikuti proses perkuliahan secara normal, dan harapan lainnya semoga rencana digitalisasi kampus akan semakin sempurna, sehingga dapat melayani civitas akademik labih baik lagi,” jelasnya.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Gun-Gun Gumelar, yang telah melaksanakan sidang Munaqosah pada Jumat (17/4/2020) lalu, mengatakan bahwa semenjak perkuliahan dialihkan menjadi daring membuat budaya kampus berubah, karena biasanya setiap selesai melaksanakan sidang, banyak teman yang datang untuk sekedar mengucap selamat dan berfoto bersama. Kemudian dalam pelaksanaan bimbingan skripsi, menurutnya kurang menantang karena mahasiswa tidak mengenal istilah “mengejar dosen” dan dalam sidang pun tidak ada ketegangan.

Meski penundaan wisuda yang harusnya terselenggara pada Juni medatang membuatnya merasa sedikit sedih, namun menurutnya kebijakan yang telah diambil kampus saat ini merupakan langkah yang sangat tepat. “Semoga kampus bisa meningkatkan kualitas pembelajaran, dan tidak memprioritaskan infrastruktur saja, serta meningkatkan kualitas dosen yang belum produktif dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar agar bisa memberikan pelayanan kepada mahasiswa,” jelasnya saat dihubungi via WhatsApp.

Senada dengan Gun-Gun, mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Adelia Rachmawati yang telah selesai melaksakan sidang Munaqosah pada, Rabu (22/4/2020), mengatakan, meski kegiatan akademik bisa dilakukan secara daring namun hal tersebut dirasa kurang efektif karena materi yang disampaikan akan sulit untuk dicerna, dan mahasiswa pun ada saja yang terkendala oleh sinyal. Dan menurutnya pembelajaran dengan tatap muka sangatlah penting, meski teknologi memang sudah semakin canggih.

Lebih lanjut, Adelia menyampaikan meski wisuda akan ditunda dan mengundang kesedihan, tapi menurutnya ini merupakan musibah bersama, dan tidak boleh egois karena yang merasakan kesedihan pun bukan hanya segelintir orang saja. “Semoga pandemi ini cepat berakhir, dan semoga wisudanya gak online, gapapa nunggu sampai pandemi berakhir, karna selama ini kampus sudah ngasih keputusan yang bagus dengan memindahkan perkuliahan secara daring karena itu buat kebaikan bersama juga”. Tutupnya.

Reporter: Anisa Nurfauziah/Suaka

Redaktur: Awla Rajul/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas