SUAKAONLINE.COM – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Awal melakonkan pementasan dengan judul “Pintu Tertutup” di Aula Padepokan Sobarnas Kabupaten Garut, Minggu (31/1/2021). Pementasan yang bekerjasama dengan Komunitas Budaya Postheatron Garut ini merupakan salah satu program pentas keliling (Pepeling) Teater Awal Bandung.
Sutradara Pementasan, Ekky Purnama menuturkan bahwa naskahnya adalah naskah yang ditulis Jean Paulu Sarte, seorang filsafat eksistensial yang juga merupakan pecinta seni. Dalam naskah tersebut menjelaskan apa yang ada dalam pikirannya, bahwa neraka adalah orang lain. Pikirannya tentang neraka itu bukan besi panas atau dirajam, kita hadirkan sesorang itu cukup neraka bagi kita, itu lebih perih karena siksaannya batin.
“Neraka adalah orang lain, ruangan disini adalah ruangan tanpa cermin, dimana kita mengartikan bahwa kita sudah meninggal. Kita tidak bisa melihat diri kita, tidak bisa berbenah diri, sesingkat itu sih amanat,” tegas pria yang sering disapa Abeng.
Naskah yang cukup berat ini juga diamini oleh apresiator, Tika Kartika. Menurutnya naskah ini tidak bisa dipahami dengan waktu yang sebentar, “ini sebuah pementasan yang sulit dipahami oleh satu kali nonton, jadi rasanya harus beberapa kali pemaham, terus kalau di rumah kita renungi lagi.“
Tika yang sengaja menonoton pementasan teater ini dari Bandung, sangat bersyukur bisa mengobati rasa rindu untuk menonton pementasan secara offline. “Pertama, sebagai apresiator sangat bangga sekali, sekaligus senang karena pada akhirnya setelah sekian lama bisa nonton teater secara offline, bener-bener kesempatan luar biasa.” Pungkasnya.
Ekky juga mengamininya, karena bagi penggiat teater apresiator menjadi hal yang penting. “Kalau kita penggiat teater merindukan panggung-panggung seperti ini. Beberapa waktu terkahir Teater Awal tampil dua kali pementasan tapi online dengan menyewa gor dan shooting. Sebetulnya ini yang kita dirindukan.” Punggkasnya.
Menurut Ketua Teater Awal Bandung, M firman ferdiansyah, pada awalnya, Teater Awal merencankan di empat kota yaitu, Karawang, Tasik, Cirebon dan Jogja. “Tapi karena 4 kota ini sudah tidak menerima. Alhamdulliah pada bulan desember kita bisa tampil di Garut, namun dengan beberapa catatan dengan protokol kesehatan dan penonton dibatas maksimal 30 orang.” Pungkas pria yang memiliki nama sanggar Setang ini.
Diakhir ia berharap, pemerintah kota bandung membuka fasilitas umum atau gedung pementasan bagi pengiat teater di kota Bandung. “Harapan saya tidak muluk-muluk saya mengharapkan agar gedung atau fasiltas umum bisa digunakan kembali khususnya bagi kelompok teater yang ingin mementaskan teater walaupun dengan keadaan pandemi kita bisa terus beradaptasi dengan pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan. Jadi framenya itu teater bisa dibuat fleksibel.”
Reporter : Muhammad Syifaurrahman/Suaka
Redaktur : Fauzan Nugraha/Suaka