Hukum dan Kriminal

Peringatan September Hitam Mahasiswa UIN SGD Bandung, Gaungkan Peringatan 20 tahun Kematian Munir

Mahasiswa UIN SGD Bandung melakukan aksi lilin dan doa bersama dalam rangka peringatan September Hitam dan 20 tahun kasus kematian Munir di depan Gedung Anwar Musadad, Kampus 1 UIN SGD Bandung, Jumat (6/9/2024). (Foto: Risalatul Hasanah/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Beberapa mahasiswa melakukan aksi peringatan dua puluh tahun kematian aktivis HAM Munir di Tugu Kujang, UIN SGD Bandung, Jumat (6/9/2024). Bukan hanya menyuarakan kasus pembunuhan Munir pada tahun 2004, Aksi ini melibatkan sejumlah aktivis mahasiswa yang menyuarakan pentingnya mengingat kembali kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan di Indonesia.

Aksi ini menjadi salah satu upaya untuk memastikan bahwa perlawanan terhadap ketidakadilan terus berlanjut, meskipun negara belum memberikan tanggapan yang memuaskan. Para aktivis berharap, walau tanpa dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat dapat terus memperjuangkan hak-hak korban pelanggaran HAM di Indonesia.

Menteri Pergerakan dan Propaganda Dema UIN SGD Bandung, Muhamad Fajar menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan September Hitam. Ia juga menjelaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk menyadarkan mahasiswa tentang berbagai pelanggaran HAM di Indonesia.

Fajar menambahkan harapannya, “Kami berharap pemerintah lebih serius menangani kasus-kasus ini dan kampus juga bisa melek terhadap pelanggaran HAM. Setiap orang punya hak untuk menyuarakan pendapatnya.”

Salah satu peserta aksi, Noval Aulia Fikri  mengatakan aksi ini bukan hanya memperingati kematian Munir, tetapi juga mengingatkan kita tentang berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi di bulan September. Ini adalah bentuk perawatan ingatan agar kita semua, terutama mahasiswa, sadar bahwa Indonesia belum terbebas dari pelanggaran HAM.”

Lebih lanjut Fikri menjelaskan kerelevanan isu HAM ini bagi mahasiswa meskipun sudah dua puluh tahun berlalu. “Kasus-kasus seperti pembunuhan Munir belum sepenuhnya terungkap, dan ada banyak kejanggalan yang belum diungkapkan. Kami berharap melalui aksi ini, mahasiswa dapat lebih peka terhadap isu-isu HAM,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti lambatnya penanganan negara dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM. “Sejauh ini, negara belum bertindak dengan benar. Banyak kasus seperti pembunuhan Munir yang melibatkan aparat negara, tetapi belum ada kejelasan,” kata Fikri.

Sebagai penutup, Fikri menyampaikan pesan bagi mereka yang masih peduli terhadap isu pelanggaran HAM. “Jangan patah semangat. Kalau negara tidak ikut andil, kita sebagai rakyat tetap bisa memperjuangkan keadilan ini. Tetap semangat dan percaya pada diri sendiri,” tutupnya.

Reporter: Ardio Naully & Sabrina Nurbalqis/Suaka

Redaktur: Zidny Ilma/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas