UIN SGD-SUAKA: Keributan kecil terjadi pada saat Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung melaksanakan Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) di hari pertama (19/8).
Keributan terjadi siang hari pukul 11.25 di halaman belakang auditorium, tempat berlangsungnya acara OPAK. Dikarenakan peserta OPAK tahun ini membeludak dari tahun kemarin, maka banyak peserta yang mengikuti OPAK di tenda-tenda luar auditorium.
Saat peserta OPAK mulai gerah di dalam tenda dan jenuh dengan materi yang disampaikan pembicara di aula, banyak dari peserta yang meninggalkan ruangan tenda tanpa izin dari panitia. Sebagian peserta OPAK duduk diluar area bahkan meninggalkan area menuju mesjid.
Hal ini membuat kesal seorang panitia keamanan ‘’ untuk peserta yang berada di luar aula, jangan dulu meninggalkan area sebelum disuruh,’’ teriak panitia keamanan dengan speaker. Merasa tidak di dengar peserta OPAK, panitia tersebut menyuruh seluruh keamanan lainnya bergerak merapatkan barisan untuk menertibkan para peserta. Untung hal itu tidak sampai terjadi.
Peserta pun akhirnya menuruti perintah panitia dan duduk kembali untuk menyimak materi yang disampaikan pembicara. Meski begitu peserta terlihat tidak antusias lagi menyimak pembicaran pembicara. Banyak diantara mereka yang bermain hp, ngobrol dan melamun.
Keributan kecil ini nampaknya menguntungkan bagi peserta OPAK bernama Rizki. Ia mengaku baru saja datang, sehingga tidak mengetahui keributan yang baru saja terjadi. ‘’Saya bangun kesiangan, karena semalam begadang’’ ungkap Rizki saat ditanya alasan dia datang terlambat. Selain keributan yang menguntungkannya, Rizki ternyata belum mendapat co card dari panitia OPAK sehingga ia tidak ketahuan panitia bahwa ia baru saja datang.
Saat ditanya mengenai keributan di hari pertama OPAK, Deti panitia keamanan lain mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan kurangnya koordinasi. Pendapat tersebut diperkuat pula oleh Rian selaku ketua pelaksana OPAK.
Keributan serupa terjadi saat adzan dzuhur berkumandang di mesjid ikomah UIN. Peserta tidak menuruti perintah yang disampaikan panitia keamanan. ‘’peserta harap merapat ke sebelah kanan karena ada pengumuman penting, ‘’ teriak panitia.
Panitia pun akhirnya meminta peserta mengumpulkan notebook (buku catatan) yang telah dibagikan sebelumnya pada peserta OPAK. Sebelum dikembalikan pada panitia, panitia menyuruh peserta menulis identitasnya dalam buku catatan tersebut. Pengembalian kembali buku catatan pada panitia dikarenakan ada kesalahan cetak
Hal ini mengundang peserta OPAK berkomentar. ‘’Panitia itu tidak konsekuaen banget sih, kalo tahu ada kesalahan di buku panduan mending gak usah dibagikan dulu aja’’. Ucap peserta yang tidak mau disebutkan namanya.