Hukum dan Kriminal

Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Di Gedung Sate

Sejumlah mahasiswa memperlihatkan poster tuntutan pada aksi alegori di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (12/8/2021). (Foto: Hizqil Fadl Rohman/Suaka)

SUAKAONLINE.COM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Poros Revolusi Mahasiswa Bandung (PRMB) menggelar aksi pawai alegoris di depan Gedung Sate, Bandung pada Kamis (12/8/2021). Aksi tersebut menyerukan tuntutan kepada pemerintah sebagai bentuk perlawanan atas kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.

Aksi dimulai sekitar pukul 13.00 WIB diawali dengan long march dari titik kumpul di Monumen Perjuangan menuju Gedung Sate sebagai titik aksi. Aksi ini dihadiri perwakilan mahasiswa dari setiap universitas se-Bandung Raya.

Kordinator Lapangan (Korlap) aksi, Ilyas Ali Husni menyebutkan aksi pawai alegoris ini bertujuan untuk membentuk kesadaran masyarakat mengenai kebobrokan pemerintah. “Intinya secara urgensi dan substansi aksi hari ini kita mengaktivasi ruang perlawanan masyarakat di Kota Bandung,” tegasnya, Kamis (12/8/2021).

Adapun sikap dan tuntutan yang dilayangkan ialah mengenai supermasi hukum, demokrasi,  kesehatan, ekonomi, pendidikan, krisis pangan, dan kesejahteraan rakyat di tengah kondisi pandemi Covid-19. “Kami hanya ingin menunjukkan inilah yang terjadi di Indonesia. Kita gak melemparkan tuntutan, hanya menegaskan sikap kepada rezim seperti ini,” lanjutnya.

Ilyas menegaskan sikap dan tuntutan tersebut merupakan hasil kajian dari setiap kampus. Ia pun menyinggung terkait kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang menurutnya kebijakan tersebut lemah secara hukum.

“Saat pandemi ini pemerintah harusnya mengeluarkan kebijakan yang memihak ataupun ada kepastian hukum. Kenapa tidak dari awal menjalankan Undang-Undang Karantina Kesehatan. Ini kebijakannya semu. PSBB,  PPKM,  dan sebagainya sangat lemah dan banyak arogansi yang terjadi di lapangan,” tegasnya.

Harapan turut diungkapkan Ilyas kepada setiap mahasiswa dan masyarakat, agar lebih terbuka melihat situasi dan kondisi. “Harapannya mahasiswa lebih terbuka aja pemikiran gagasannya, lebih kritis lagi, lebih tajam nalar kritisnya. Pun masyarakat pada akhirnya harus mengetahui yang terjadi di rezim hari ini menjadi individu yang tergerak,” ujarnya.

Salah satu massa aksi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Azizah mengeluhkan dampak PPKM dalam bidang pendidikan, terutama pendidikan anak. Menurutnya proses pembelajaran saat ini tidak bisa memaksakan mereka untuk selalu mengerti, tetapi ada peran pengajar agar lebih mengerti kondisi mereka.

Ia berharap setiap tuntutan dapat didengar oleh pemangku kebijakan. “Saya berharap untuk pendidikan di Indonesia bisa menemukan titik terbaiknya. Bisa memberikan yang terbaik, khususnya untuk anak dan umumnya untuk  seluruh pendidikan di Indonesia,” tutupnya.

Reporter         : Hizqil Fadl Rohman dan Karina Amartia/Suaka

Redaktur        : Fuad Mutashim/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas