SUAKAONLINE.COM – gabungan komunitas penyuara gender menggelar aksi lilin dalam puncak perayaan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP) di depan Gedung Merdeka Jl. Asia Afrika, Braga, Kota Bandung, Sabtu (9/12/2023). Dalam aksi ini, peserta mendapatkan kampanye poster anti kekerasan seksual bertuliskan “Hancurkan Jeratan Kapitalisme terhadap Perempuan”, dilanjut mimbar bebas dan aksi lilin.
“Apakah Bandung sudah menciptakan ruang aman? Apakah Bandung sudah ramah gender? Banyak isu yang kami bawa hari ini, selain isu perempuan juga isu HAM lainya seperti penggusuran, tempat tinggal kami sejak lahir terancam tidak bisa ditempati lagi, banyak tempat di Bandung yang terancam digusur tanpa diberikan kompensasi,” ujar salah satu orator saat berorasi, Sabtu (9/12/2023)
koordinator aksi, Andily mengungkapkan aksi hari ini merupakan puncak dari rangkaian 16 HAKTP. Menyuarakan isu hak buruh perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan isu HAM yang ada di Bandung. Hal ini tepat dilakukan hari Sabtu malam mengingat sekaligus memperingati hari Hak Asasi Manusia sedunia pada tanggal 10 Desember 2023.
“Setelah juga kita menimbang, puncaknya menuju tanggal 10 karena konsepnya adalah aksi kampanye sehingga kita mencari hari di mana orang itu banyak yang datang dan bisa tersorot oleh banyak kalangan dan pesannya bisa tersampaikan lebih luas lagi”, Ujar Andily, Sabtu (9/12/2023)
Andily juga menjelaskan bahwa Bandung masih jauh dari kata ramah dan nyaman. Kekerasan terhadap perempuan di Bandung masih banyak terjadi, termasuk kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kekerasan seksual dan Kekerasan dalam Pacaran (KDP). Beberapa kasus kekerasan pun dilakukan oleh aparat kepada masyarakat, tanpa terkecuali perempuan.
“Bisa kita lihat bahwasanya di Bandung masih kalau di jalan itu masih kena catcalling di kampus-kampus dan sekolah, juga masih banyak banget kekerasan seksual, belum lagi kalau membahas tentang fasilitas, masih banyak fasilitas yang masih belum aksesibel bagi semua orang terutama disabilitas,” ujar Andily.
Lebih lanjut Andily menjelaskan, dalam peringatan 16 HAKTP ini berharap semua orang dapat menjadi lebih aware terhadap isu perempuan, HAM dan disabilitas terutama di kota bandung. Peringatan 16 HAKTP tidak hanya menjadi peringatan formal semata namun juga disertai dengan perubahan yang lebih baik.
“Adanya hari ini juga terjadi karena sesuatu yang tragis terjadi terhadap perempuan di zaman dulu, memperingati juga seharusnya diselingi dengan rasa kesadaran dan keresahan untuk jangan sampai terjadi hal yang sama. Semoga juga turut berjuang bareng-bareng dengan cara apapun dan mari kita wujudkan ruang aman dan nyaman untuk semua,” ucapnya.
Reporter: Zidny Ilma/Suaka
Redaktur: Mohamad Akmal Albari/Suaka