SUAKAONLINE.COM – Good News For Indonesia (GNFI) rilis hasil survei Indeks Optimisme Indonesia 2021 melalui Zoom Meeting, Jumat (13/8/2021). Pada survei tahun ini GNFI bekerja sama dengan lembaga Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) untuk mengukur optimisme generasi muda mengenai masa depan.
Peluncuran ini dihadiri Pakar Pendidikan Akademisi Najelaa Shihab, Pakar Sosiolog Robby Muhammad, Pakar Ekonomi dan Guru besar Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika, juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir namun tidak bisa hadir dan tidak ada yang mewakili.
Indeks Optimisme tersebut merupakan hasil survei yang melibatkan 800 responden disebar pada 8 -15 Juli 2021 ke beberapa kota besar di Indonesia. Dengan kategori usia 25-40 tahun (Gen Y) dan dibawah usia 25 tahun (Gen Z).
Survei ini merupakan kali keempat yang dilakukan GNFI, setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2008, 2018, dan 2020. Tahun ini terdapat lima area yang menjadi fokus utama survei ini meliputi Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, serta Politik dan Hukum. Optimisme masyarakat meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan tingkat optimisme di tengah pandemi mencapai 72 persen.
Hasil survei menunjukan tingkat optimisme generasi muda paling tinggi berada pada sektor Pendidikan dan Kebudayaan dengan hasil net indeks mencapai 83,9%. Disusul Kebutuhan Dasar 75,1%, Ekonomi dan Kesehatan 64,6%, Kehidupan Sosial 50,5%, dan yang terendah Politik dan Hukum 28,1%.
“Sangat menarik hasilnya. Saya sangat surprise tenyata masih optimis dan hampir tidak ada yang pesimis, ini luar biasa sekali. Jadi ini really good news for Indonesia, ternyata anak muda kita sangat optimis meskipun tentu derajat optimisnya berbeda-beda untuk sub sektor tertentu. Secara umum ini betul-betul sangat bagus,” ujar Robby Muhammad menanggapi hasil survei, Jumat (13/8/2021).
Dengan adanya survei ini, diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai kondisi pandemi yang tentunya berpengaruh pada optimisme masyarakat. Tak hanya itu saja, Survei Indeks Optimisme juga diharapkan dapat menjadi referensi dalam mengambil kebijakan jangka panjang terutama terkait generasi muda Indonesia yang berdaulat, maju, dan sejahtera.
Terkait rendahnya optimisme anak muda terhadap politik dan hukum Indonesia, Ahmad Erani menjelaskan bahwa produk pemerintah bisa dilihat dari tiga jenis yang meliputi kebijakan, pelayanan, dan tindakan para pemangku kepentingan. Kebijakan yang bisa diperbaiki pemerintah harus mengadopsi pengetahuan sebagai basis kebijakan.
Sebagai pemungkas dalam acara diskusi ini, Najelaa Shihab berpesan agar kita bisa mensyukuri dan memastikan progres ini berkelanjutan. Juga adanya percepatan untuk mecapai target yang selama ini belum bisa tercapai diberbagai sektor. Beliau juga mengajak kita semua untuk tetap optimis dengan melakukan aksi dan terus merasa berdaya.
“Saya yakin banyak alasan anak-anak muda ini optimis, itulah kenapa kita juga harus lebih optimis dan merasa berdaya. Mari optimis bukan hanya progres sekarang, tapi mari optimis dan melakukan aksi untuk memastikan progres ini terus berkelanjutan dan percepatan untuk betul-betul mencapai target yang selama ini belum tercapai,” pungkasnya.
Reporter : Raafi Herdiansyah Putra/Suaka
Redaktur : Fuad Mutashim/Suaka