Lintas Kampus

Sikap Kritis Jurnalis dipertanyakan di Webinar Gerak Kembang Pena Budaya

Pemateri Igniatus Harianto memaparkan materi tentang standart berpikir kritis, di acara Webinar Gerak Kembang Pena Budaya, melalui Zoom Meeting, Sabtu (05/03/2022).

SUAKAONLINE.COM – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pena Budaya menggelar seri webinar Gerak Kembang Pena Budaya yang pertama dengan mengusung tema “Pemikiran Kritis Pers Mahasiswa: Dipantik atau Kesadaran diri?”, melalui Zoom Meeting, Sabtu (05/03/2022). Webinar ini menghadirkan seorang pemateri yaitu Ignatius Harianto yang merupakan dosen Jurnalistik Universitas Multimedia Nasional (UMN).

Webinar yang dimulai pukul 10.00 WIB ini diawali dengan sambutan oleh ketua pelaksana, lalu kemudian baru dimulai dengan pemaparan materi dari Igniatus Harianto. Di mana ia menjelaskan mengenai sikap kritis mulai dari mengapa perlu bersikap kritis, cara bersikap kritis, hingga kriteria seorang yang bisa bersikap kritis.

Adapun cara bersikap kritis yang dapat dilakukan oleh orang-orang utamanya yang berkecimpung di dunia pers ialah, yang pertama harus memahami isu atau permasalahan, kedua yaitu melakukan eksplorasi apa yang melatari isu tersebut, ketiga melakukan evaluasi apakah isu tersebut adalah sebuah kebenaran atau bukan dan yang terakhir adalah mempertanyakan pada diri sendiri apa tindakan yang harus diambil dalam isu tersebut

Selanjutnya, Harianto menjelaskan mengenai media literasi, menurutnya generasi sekarang lebih sering menggunakan media digital. Oleh karena itu, perlu sekali mengontrol sikap, seperti harus memilih tontonan yang layak dan tidak. Hal ini dicontohkan olehnya bahwa dirinya sudah berhenti menggunakan Twitter karena merasa Twitter sudah tidak menyenangkan baginya.

Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana sang moderator sekaligus redaktur Sudut Pandang, Husni Rachmani menanyakan perihal algoritma sosial media. Apakah algoritma sosial media sekarang diatur berdasarkan minat, sehingga memengaruhi seseorang kehilangan jiwa kritisnya terhadap isu-isu lainnya.

“Apakah dengan algoritma media sosial yang cenderung menampilkan yang kita cari atau pro terhadap suatu hal membuat seorang kehilangan sikap berpikir kritis atau bagaimana?,” Tanya Husni Rachmani, Sabtu (05/03/2022)

Hal ini pun ditanggapi oleh Harianto dengan sebuah solusi di mana perlunya setiap pengguna sosial media untuk tidak terlalu menunjukkan jati dirinya di sosial media. Sikap ini dilakukan supaya nantinya sosial media yang dimiliki tidak hanya menampilkan apa yang disukai. Seperti Igniatus yang memang menyukai lagu zaman dahulu, tapi dibeberapa saat juga mendengarkan lagu zaman sekarang yang musiknya masih sedikit sesuai dengannya.

“Saya pernah menonton film documenter di sana, salah satu yang diwawancara adalah pembuat algoritma dibeberapa perusahaan. Ia mengatakan solusinya kelabuhi algoritma, jangan tunjukkan kekonsistenan kita.” Jawab Igniatus, Sabtu (05/03/2022).

Reporter : Dheny Puspitasari/Suaka

Redaktur : Yopi Muharam/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas