Advertorial

Tantangan Kaum Milenial Terhadap Budaya Baru Masa Kini

Duta Muda PBB Gugun Gumilang memberikan materi dalam closing ceremony Aksara Saintek 2021 , Sabtu (27/11/21)

SUAKAONLINE.COM – Dewan Eksekutif Mahasiwa (Dema) Fakultas Sains dan Teknologi melaksanakan closing ceremony Aksara Saintek 2021 melalui Zoom Meeting, Sabtu (27/11/21). Aksara Saintek merupakan ajang kreasi seni dan olahraga mahasiswa Fakultas Saintek yang mengusung tema “Revitalisasi Prestasi dan Kreasi Berbudaya Serta Kompetitif dalam Berolahraga di Masa Pandemi”.

Adapun alasan pemilihan tema tersebut dijelaskan oleh Ketua Pelaksana Aksara Saintek 2021, Derizkyan Juliandani yakni sebagai acuan untuk memperkenalkan kembali kepada kaum milenial tentang kebudayaan Indonesia.

“Kami melihat budaya Indonesia hari ini sudah mulai luntur dikarenakan adanya budaya dari luar yang lebih diminati oleh anak muda. Terlepas dari itu kita juga ingin menggugah olahragawan khususnya di Fakultas sains dan teknologi untuk kembali kompepetif dalam berolahraga. Karena adanya pandemi ini olahragawan banyak yang sudah mulai malas untuk berkompetitif dikarenakan sedikitnya kompetisi yang diadakan,” ujarnya, Sabtu (27/11/2021).

Closing ceremony ini menghadirkan Duta Muda PBB Gugun Gumilang sebagai pemateri. Ia menjelaskan mengenai peran dari suatu budaya. Menurutnya budaya adalah seni bagaimana cara hidup seseorang dalam sebuah negara atau perkumpulan. Di zaman yang telah maju ini, lanjutya, budaya suatu daerah dapat beriringan dengan platform digital. Hal itu membuat kaum muda dapat mendalami dengan mudah kebudayaan di sekelilingnya.

Ia juga menyebutkan ada tiga mega disrupi yang menjadi tantangan terbesar bagi anak muda saat ini. “Pertama, ada perubahan iklim. Kedua, revolusi industri 4.0, di mana kita harus mengoneksikan diri kepada internet dan teknologi industri. Terakhir itu adalah Pandemi Covid-19, yang sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari mulai dari ras, agama, maupun budaya.” Jelasnya.

Di akhir, Gugun memberikan tips untuk menghindari dampak negatif new society saat ini. Yakni  harus memperkuat pengetahuan intelektual serta memperkuat budaya baca. “Banyak cara kita dalam menhadapi dampak negatif new society, salah satunya itu memperdalam intelektual, memperkuat budaya baca dan disiplin. Nah ini, bagaimana cara kita membangun the new society with intelektuality,” tuturnya.

Salah satu peserta Aksara Saintek, Indri Winarti merasa senang mengikuti kompetisi yang diadakan. Ia dipercaya sebagai perwakilan jurusannya untuk bidang kesenian. “Saya dipercaya sebagai perwakilan dari Jurusan Fisika dan ingin mencoba kembali hal yg sudah saya tinggalkan sejak lulus SMA. Selain pengalaman, lomba ini memberikan keberanian bagi diri saya untuk menunjukan apa yang saya bisa dalam bidang kesenian,” ungkapnya.

Reporter         : Alisya Darmayanti

Redaktur        : Fuad Mutashim

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas