Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Awal menggelar aksi protes di depan Gedung Rektorat UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung (27/10). Gaya penyampaian aksi yang berbeda dari biasanya ini, diselenggarakan dengan konsep “Panggung Terbuka” dalam tema “Runtuhnya Surau Kami, Runtuhnya Jati Diri Kampus Kami”. Alasan pengambilan tema menurut Buleung, begitu ia akrab disapa selaku Dewan Pembina antara lain karena keberadaan kampus ini ada pada tradisi dan kreatifitas mahasiswanya.
Mereka menagih pendirian Gedung Pertunjukan, seperti gedung kesenian yang sejak tahun 2006 dijanjikan pihak rektorat. Selain itu mereka meminta kepastian mengenai kepindahan sekretariat UKM Teater Awal jika UIN benar-benar akan dilakukan renovasi. Inti dari aksi ini seperti yang diungkap M. Ichsan alias Buleung. “Menagih janji pembangunan gedung pertunjukan, meminta penjelasan tempat sekre sementara selama pembangunan berlangsung, dan yang ketiga dimana kejelasan pendirian gedung pertunjukan itu setelah pembangunan UIN selesai”.
Gelaran aksi ini cukup mengundang perhatian, para mahasiswa mendukung dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu, yaitu dengan menandatangi selembar kain putih sebagai wujud persetujuan atas aksi yang dilakukan. Teater Awal tidak menolak untuk adanya pembangunan ataupun untuk menghalang-halangi. Mereka hanya ingin meminta kepastian dan akan terus mendesak secara simultan sampai ada pernyataan kepastian dari pihak rektorat.
Acara panggung terbuka ini diselenggarakan dengan pentas music, teatrikal, penyampaian orasi, serta menceritakan Galeri Sunan Gunung Djati ini mengundang komunitas teater dari berbagai kampus lain dan teater-teater independen seperti Solo, Yogya, Malang dan Cirebon berlangsung cukup meriah. Sementara di luar terjadi orasi yang unik, di dalam gedung Rektorat sebagian perwakilan dari Teater Awal mengadakan audiensi bersama Rektor, Nanat Fatah Natsir.
Ada secercah harapan dari Buleung berkenaan dengan pembangunan yang akan berlangsung, ialah semoga dapat mendatangkan maslahat bagi semua dengan di bangunnya gedung baru, tanpa ada madharat yang dapat mengorbankan banyak pihak. Ia juga menambahkan “pengen ada gedung serba guna bukan gedung yang serba salah”. Lanjut pria bertubuh tambun itu, mengakhiri. [] Sova Sandrawati, Riza Pahlevi, Sonia fitri/SUAKA