SUAKAONLINE.COM – Unit Kebudayaan Aceh Institut Teknologi Bandung (UKA-ITB) menggelar pagelaran seni bertajuk Saman Day 2019, di Selasar Planologi, Intitut Teknologi Bandung, Rabu (6/11/2019). Acara ini digelar untuk mengenalkan lebih jauh tentang kebudayaan Aceh.
Ketua UKA-ITB, Angdrico mengatakan bahwa acara tersebut dilaksanakan untuk mengedukasi masyarakat dan mahasiswa di Bandung. Selain bertujuan untuk mengedukasi, acara ini dilaksanakan juga sebagai wadah bagi mahasiswa baru Aceh.
“Seperti yang kita tahu pemahaman tentang tari Saman di luar Aceh itu masih minim, semua tari Aceh dianggap tari Saman, kita mengedukasi
agar orang-orang bukan hanya sekedar tau tetapi juga paham akan budaya Aceh. ” ujar pria yang akrab disapa Pekong ini ketika ditemui usai acara.
Angdrico melanjutkan acara ini diapresiasi oleh banyak pihak, khususnya dari pihak kampus ITB dan mahasiswa. Ia menambahkan, pada Saman Day 2019 ditampilkan dua tarian khas Aceh, yaitu tari Saman dan tari Ratoeh Jaroe. Ditampilkannya kedua tari tersebut didasari pada orang-orang yang kerap menganggap bahwa kedua tarian tersebut adalah sama, yaitu Saman. Padahal tari Ratoeh Jaroe dan Saman jelas berbeda.
Hal senada disampaikan Ketua Ikatan Pemuda Aceh Bandung (IKAPA), Harisul Amal, ia mengatakan bahwa saat ini masih banyak orang-orang yang salah paham perbedaan kedua tari tersebut. Menurutnya saat ini tarian yang paling sering diidentikkan dengan tari Saman adalah tari Ratoeh Jaroe.
ia menjelaskan Tari Ratoeh Jaroe adalah tarian yang dimainkan oleh perempuan, berjumlah genap, dan diiringi dengan alat musik Rapa’i, sesekali Seurune Kalee, dan syair yang dibawakan oleh Syeikh (sebutan untuk yang membawa syair, -Red)
Sedangkan tari Saman adalah tari yang dimainkan oleh pria, berjumlah ganjil. Tarian ini tidak diiringi dengan alat musik. Karena tiap penari memainkan tepukan tangan dan dada sebagai iringan musik. Selain itu, yang membawakan syair langsung dari para penari Saman. Tari Saman juga identik dengan pakaian pria dengan motif Kerawang Gayo. Sedangkan Ratoeh Jaroe memakai pakaian sopan perempuan dengan motif-motif khas Aceh.
“Yang paling sering diidentikan dengan Saman adalah tari Ratoeh Jaroe, padahal Ratoeh Jaroe biasanya dimainkan oleh penari perempuan berjumlah genap serta diiringi alat musik Rapai. Sedangkan tari Saman tidak boleh dimainkan oleh perempuan, harus oleh laki-laki dan berjumlah ganjil, selain itu juga tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, melainkan diiringi suara tepukan tangan dari penarinya. Cukup jelas kan sebenarnya perbedaannya,” jelasnya ketika dihubungi melalui via daring.
Haris memberikan apresiasi pada UKA-ITB atas pelaksanaan Saman Day 2019 karena menampilkan dua tarian yang sering membuat orang salah paham ini, lantas menampilkan perbedaan kedua tarian ini dengan menggelar acara ini. Haris juga berharap agar masyarakat dan mahasiswa teredukasi dengan acara Saman Day 2019 ini dengan dapat membedakan tari Saman dan Ratoeh Jaroe.
“Saya berharap semoga kedepannya masyarakat dapat lebih paham tentang kesenian Aceh ini, karena bagaimanapun saat ini Aceh adalah bagian dari Indonesia, dan Tari Saman merupakan tarian yang sudah sangat terkenal hingga internasional, bahkan sudah diakui oleh Unesco sebagai warisan dunia tak benda.” tutupnya.
Reporter : Awla Rajul
Redaktur : Dhea Amellia