
Aksi kamisan yang berlangsung di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Kamis (19/1/2017). Aksi ini menagih Janji Jokowi Presiden ke – 7 Indonesia mengenai janjinya mengusut tuntas pelanggaran HAM masa lalu. (SUAKA/ Elya Rhafsanzani).
SUAKAONLINE.COM – 10 tahun silam, 18 Januari 2007. Keluarga korban pelanggaran HAM yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) memulai aksi diam, Aksi Kamisan, setiap Kamis sore di depan Istana Negara, Jakarta. Mereka berdiri sambil memegang payung hitam, menuntut negara menyelesaikan kasus Pelanggaran HAM masa lalu.
10 tahun kemudian, mereka masih berdiri, masih dengan payung yang sama tapi kini telah mewabah ke berbagai penjuru kota besar untuk mempertanyakan berbagai kebijakan pemerintah yang semakin hari semakin banyak merugikan rakyat.
Peringatan Hari Jadi Aksi Kamisan yang ke 10 pun diadakan di 5 kota besar yaitu, Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, dan Yogyakarta. Dengan dikomandoi oleh Seniman Phantomime Wanggi Hoediyatno, peringatan Hari Jadi Aksi Kamisan dilaksanakan di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Kamis (19/1/2017).
Dalam aksi spesial ini, Aksi Kamisan Bandung menagih janji Jokowi Presiden ke – 7 Indonesia tentang pernyataannya saat dulu mencalonkan diri sebagai presiden. Saat itu ia pernah mengatakan akan mengusut tuntas pelanggaran HAM masa lalu, tapi nyatanya sampai saat ini masih belum terbukti.
“10 tahun sudah berlalu, sekitar 3650 surat telah dikirim ke Pak Presiden tapi belum ada respon dari beliau. Terbayang sendiri kan 3650 surat, mereka setiap minggu ngirim dan tidak tau sudah dibaca atau belum. Tapi pasti kan sudah diketahui oleh sekretaris Presiden, entah di kemanakan surat – surat itu,” ujar Wanggi, Kamis (19/1/2017).
Aksi Kamisan ini merupakan potret persoalan masalah pelanggaran HAM masa lalu yang tak kunjung tuntas, penyelesaiannyapun masih menjadi tanda tanya besar sampai saat ini.
Diisi dengan aksi teatrikal, pembacaan puisi, akustikan, dan penyampaian aspirasi perindividu, acara ini diramaikan oleh beberapa komunitas seperti Kelompok Anak Rakyat, United Liberation Movement For West Papua, Save Ciharus, dan berbagai komunitas lainnya.
Reporter : Elya Rhafsanzani
Redaktur : Hasna Salma