Infografik

EVALUASI KULIAH DARING UIN BANDUNG

SUAKAONLINE.COM, Infografis – Perkuliahan daring telah berjalan selama satu semester dan kini memasuki semester kedua. Selama itu juga mahasiswa dituntut menjalani masa-masa yang tidak biasa, yang akhirnya ikut mempengaruhi kualitas pembelajaran. Berangkat dari hal tersebut, tim riset LPM Suaka menyebar kuesioner secara acak dengan jumlah responden 357 dari Sembilan fakultas. Riset ini dilakukan dari tanggal 23 September hingga 4 Oktober 2020.

Hasil riset tersebut menunjukkan, perkuliahan daring rupanya membuat  87,6% mahasiswa belum mampu memahami materi kuliah secara maksimal, sementara 12,4% menganggap sudah memahami materi dengan baik. Tentu hal ini tidak serta merta hanya dipengaruhi oleh satu faktor perubahan dari offline menjadi online saja. Sedikitnya kami mencatat tiga faktor utamanya, yaitu jadwal perkuliahan yang juga menyangkut intensitas perkuliahan, metode serta media pembelajaran.

Menguliti masalah jadwal kuliah daring yang sering kali tidak sesuai jadwal, hal ini rupanya juga dikeluhkan oleh 58,6% mahasiswa, sementara 41,4% sisanya menyebut perkuliahan mereka sudah sesuai jadwal. Dari sisi keaktifan dosen masuk mengajar, 57,2% menyebut dosen mereka jarang masuk mengajar, dan hanya 42,8% yang menyebut dosen mereka aktif mengajar.

Fasilitas pembelajaran daring yang terbatas menjadi masalah lainnya. Meski 64,5% menyebut media pembelajaran yang dipakai belum variatif dan cenderung memberatkan, 38,6% mahasiswa menyarankan untuk menggunakan media teleconference (zoom, google meet, dll) yang notabennya membutuhkan fasilitas sinyal yang lebih stabil dan paket internet lebih banyak. Sementara beberapa lainnya 28,9% mengusulkan pembelajaran melalui aplikasi perpesanan, 11,5% melalui video, 9,2% melalui website, 2% melalui podcast dan 9,8% menggunakan aplikasi lainnya.

Meski usulan terbanyak memilih teleconference, universitas juga harus memahami masalah krusial lainnya yaitu terdapat 31,7% mahasiswa yang mengeluhkan keterbatasan paket internet. Selain itu, beberapa kendala lainnya yang ikut menghambat perkuliahan menjadi tidak efektif yaitu kondisi yang kurang kondusif 21,9%, kelelahan fisik dan mental 13,4%, akses terhadap sinyal yang tidak stabil 10,6%, sarana kurang memadai 7,3% dan hambatan lainnya 15,1%.

Bukan hanya mahasiswa dituntut menyesuaikan diri melainkan juga para dosen pun harus lebih keras memikirkan metode pengajaran yang lebih adaptif. Hal ini karena 79% mahasiswa mengeluhkan metode pengajaran dosen yang tidak efektif, sementara 21% sisanya menyebut metode pengajarannya cukup efektif. Sebagai masukan, 47,1% mahasiswa menyarankan perkuliahan dilakukan dengan diskusi, 15,1% ceramah dosen, 10,1% demonstrasi, 9,8% presentase, 4,5 pemberian tugas dan 13,4% sisanya menyarankan beragam metode pembelajaran yang berbeda-beda.

Peneliti: Tim Riset LPM Suaka

Desain: Siti Hannah Alaydrus/Suaka

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas