SUAKAONLINE.COM, JAKARTA — Sister Gopi Patel, guru spiritual tingkat internasional dari Brahma Kumaris datang jauh-jauh dari London, Inggris untuk menghadiri acara Konferensi Nasional Kebebasan Beragama, Jumat (7/3) lalu di Paramadina Graduated School,Jakarta. Dalam rangkaian acara penutupuan Konferensi ini, Sister Gopi yang juga seorang ahli meditasi ini berkesempatan memberikan materi mengenai toleransi inti dari spiritualitas manusia yang sejati.
“Perasaan spiritual sejati seorang manusia adalah kedamaian, seseorang yang memiliki jiwa damai akan memiliki energi toleransi dalam dirinya lalu akan menimbulkan sebuah rasa kepemilikan satu sama lain,” terangnya di hadapan 40 peserta konferensi yang tediri dari berbagai agama ini.
Gopi juga mengajak semua peserta untuk melakukan meditasi selama beberapa menit. Keadaan di dalam ruangan konferensi pun hening seketika, semua peserta memejamkan mata sambil mendengarkan arahan yang Gopi ucapkan dengan bahsa Inggris, namun diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh penerjemah khusus yang dihadirkan di sana.
“Meditasi adalah cara untuk mendengarkan Tuhan. Sedangkan ibadah atau doa adalah cara kita berbicara pada Tuhan. Selain berbicara pada Tuhan kita pun harus mau mendengarkan Tuhan,” tegasnya.
Para peserta konferensi pun antusias mencoba meditasi, mereka merasakan hal yang berbeda-beda saat melakukan meditasi. “Saya merasakan seperti sedang sendiri. Namun kesendirian itu menimbulkan ketenangan,” ujar salah seorang peserta konferensi ketika ditanya pengalaman meditasi singkatnya itu.
Gopi pun mengatakan bahwa dalam diri manusia ada 3 lapisan pokok, lapisan pertama ialah yang sering kita sebut sebagai identitas kepemilikan, seperti nama, harta benda, dan lain lain. Lapisan keduanya adalah personality, seperti mimpi, kemampuan, sikap dan sebagainya.Sementara lapisan ketiga, lapisan sejati dalam diri manusia, yaitu spiritual sejati yang terdapat dalam jiwa.
“Lapisan-lapisan yang ada dalam diri manusia akan memengaruhi dirinya. Manusia sering lebih mementingkan lapisan pertama dan kedua, sedangkan lapisan yang paling sejati dilupakan. Lapisan ketiga itu bersifat abadi dan tidak berubah,sedangkan lapisan pertama dan kedua itu terus beradaptasi dengan lingkungan,maka itu meditasi membantu manusia untuk kembali menemukan titik sejatinya,” terangnya.
Lebih lanjut, Gopi mengatakan bahwa semua manusia sejatinya memiliki titik inti yang sama, yang membedakan hanya kulit dan bungkusnya saja. Oleh karena itu tak ada alasan untuk merasa lebih baik dari orang lain.
“Saat melakukan meditasi apa yang kalian rasakan? Apa kalian merasa seperti orang india? Atau orang indonesia? Saat menuju titik sejati manusia, kita tak akan mementingkan identitas atau kulit,” terangnya tegas. Maka Gopi pun menghimbau agar kita senantiasa bertoleransi, tidak hanya pada perbedaan yang terjadi, tapi juga pada diri kita sendiri.
Reporter : Dinda Ahlul Latifah/Suaka
Redaktur : Adi Permana