SUAKAONLINE.COM, Infografis – Banyak upaya yang sudah dilakukan para pahlawan bangsa untuk melahirkan dasar negara yang kita kenal sebagai Pancasila. Falsafah bangsa dengan simbol Burung Garuda itu disampaikan oleh Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekan (BPUPKI). Kendati demikian, terdapat polemik yang mempertanyakan kebenaran bahwasanya Founding Father Indonesia itulah yang merumuskannya.
Kontroversi lahirnya Pancasila itu dimulai pada awal era Orde Baru dengan terbitnya buku tipis Nugroho Notosusanto berjudul “Naskah Proklamasi jang otentik dan Rumusan Pancasila jang otentik ” yang diterbitkan oleh Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Departemen Pertahanan-Keamanan, pada tahun 1971. Dalam buku itu Nugroho menyebut bahwa penggali Pancasila bukanlah Soekarno, melainkan Moh. Yamin dan Supomo.
Selain itu Nugroho juga telah memasukkan teori baru bahwa tanggal 1 Juni bukanlah hari lahirnya Pancasila. Menurutnya rumusan Pancasila yang otentik adalah rumusan 18 Agustus 1945 karena Pancasila yang termasuk dalam pembukaan UUD 1945 itu dilahirkan secara sah (yakni berlandaskan proklamasi) pada 18 Agustus 1945.
Namun sejarah lahirnya Pancasila yang sempat simpang siur itu kemudian diluruskan. Mengutip dari lipi.go.id, manuver sejarah yang awalnya bersumber dari Pusat Sejarah ABRI itu kemudian ditentang sejarawan dan pelaku sejarah. A.B. Kusuma dalam makalah berjudul Menelusuri Dokumen Historis BPUPKI berdasar notulen yang telah ditemukan kembali 1989 mengatakan, tidak benar bahwa Muh. Yamin yang pertama mengungkapkan dasar negara Pancasila.
Muh. Yamin sendiri dalam bukunya mengakui Soekarno sebagai penggali Pancasila. Panitia Lima yang diketuai Moh. Hatta juga mengakui Sukarno yang pertama berpidato tentang Pancasila. Berdasarkan hal itu, disimpulkan bahwa Soekarno memang tokoh yang pertama menyampaikan Pancasila sebagai dasar negara. Ada tokoh-tokoh lain yang berbicara sebelumnya, tetapi hanya Soekarno yang secara eksplisit menyampaikan gagasan tentang Pancasila, termasuk nama Pancasila itu sendiri sebagai dasar negara.
Formulasi Pancasila yang disampaikan Soekarno pada 1 Juni 1945, setelah melalui dinamika pembicaraan di antara founding fathers kita, dirumuskan menjadi Pancasila seperti yang kita kenal sekarang. Sehingga hasilnya tentu saja tidak sama persis seperti rumusan atau urutannya dengan yang disampaikan Bung Karno pada 1 Juni 1945.
Munculnya kontroversi ini bisa dikatakan karena ketika Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga 1 Juni selalu dirayakan sebagai hari lahirnya Pancasila. Sehingga, ketika pemerintahan Soekarno jatuh, muncul upaya-upaya “de-Soekarnoisasi” oleh penguasa Orde Baru sehingga dikesankan seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam penggalian dan perumusan Pancasila.
Pada akhirnya, peringatan lahirnya Pancasila setiap 1 Juni seyogyanya tidak lagi mempersoalkan kontroversi yang diciptakan pada era Orde Baru. Tentang siapa penggagas atau pun kapan lahirnya, melainkan lebih memusatkan perhatian tentang penerapan ideologi pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagaimana cara meyakinkan segenap unsur masyarakat Indonesia bahwa Pancasila adalah ideologi yang paling tepat bagi bangsa kita.
Penulis: Elni Pujayanti/Suaka
Sumber: Berbagai Sumber