SUAKAONLINE.COM – Keramaian berburu menu buka puasa di depan gerbang Kampus 1 UIN SGD Bandung sudah menjadi fenomena tahunan. Padatnya jalan oleh mahasiswa dan warga sekitar memberikan peluang tindak kriminal, salah satunya aksi pencurian. Hal ini dialami salah satu mahasiswa UIN SGD Bandung jurusan Biologi semester empat, Rahadatul Aisyi.
Ia mengatakan kejadian pencurian itu terjadi pada Rabu, 13 Maret 2024 lalu saat ia sedang membeli gorengan untuk berbuka puasa. Dengan menggendong tas, Aisyi dan lima temannya setia menunggu pesanan yang sedang digoreng. Saat itu, ia baru menyadari ritsleting tasnya sudah terbuka, meski demikian, Aisyi tidak menaruh curiga barang berharganya akan raib dibawa pencuri. Karena saat ia berburu makanan, kondisi depan gerbang masih belum ramai dan terlihat lengang.
“Pas mau jajan, terus udah jadi, baru setengah jadi cirengnya, pas aku lihat ke belakang kantong (bagian kantong kecil di tas punggung), kok, udah kebuka. Taunya, temen akunya juga enggak nyadar kalau misalnya emang ada orang yang ngambil,” kata Aisyi ketika diwawancara pada Jumat (15/3/2024).
Meskipun tidak curiga, namun selama perjalanan pulang, dirinya memiliki firasat yang sudah tidak baik setelah melihat ritsleting tasnya terbuka. Tak lama setelah dirinya sampai di rumah, Aisyi membuka tasnya dan handphone-nya (HP) sudah tidak ada. Lalu, Aisyi meminta bantuan temannya untuk melacak keberadaan HP-nya dan ditemukan bahwa terakhir aktif pada pukul 16.42 WIB.
Aisyi hanya bisa memasrahkan HP-nya digondol maling. Ia memilih untuk tidak melaporkan kejadian pencurian itu kepada pihak berwenang dengan alasan nantinya harus mengeluarkan uang lagi dalam mengurus laporannya. Bagi Aisyi, kehilangan HP tersebut hanya bisa dijadikan pelajaran agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap pencurian meski ditempat yang tidak ramai sekali pun.
”Enggak (lapor -red) karena ya kata orang tua yaudah pasrahin aja soalnya udah takdir juga meskipun kalau misalnya kamu lapor juga kamu bukannya mengurangi malah makin nambah lagi uangnya gitu, kaya harus bayar ini itu, ya udahlah gitu,” pasrah Aisyi.
Menanggapi maraknya pencopetan, komandan satpam area gerbang kampus 1 UIN Bandung, Aji Nurcahyadi mengatakan korban paling sering mengalami pencurian adalah mahasiswa. Ia mengungkapkan, pihak satpam tidak memiliki mekanisme pengamanan khusus untuk memantau dan mengawasi kegiatan jual beli takjil. Namun, ia dan pihak satpam selalu menghimbau agar selalu berhati-hati melalui pengeras suara.
“Buat tukang (penjual takjil) kalau ada orang mencurigakan, lapor ke kami. Buat mahasiswa, kalau sekiranya enggak penting-penting amat mah enggak usah bawa HP, kalau enggak misal bawa tas, masukin (HP) ke tas, simpan tasnya di depan (digendong di bagian depan badan),” himbau Aji.
Di samping itu, salah satu penjual, Ai menceritakan bagaimana dirinya sering menyaksikan orang hendak melakukan pencurian secara diam-diam kepada mahasiswa yang sedang mengantre membeli jajanan. Karena hal tersebut, ia sering menghimbau para pembeli untuk tetap berhati-hati menjaga barang bawaannya dan terus mengawasi sekeliling.
“Tadi kan ada terjadi lagi. Itu udah diawasin orangnya. Kata si bapak es kelapa itu orangnya bulak-balik, ibu udah diteriakin awas neng dompet, awas neng HP gitu tadi. Ternyata pas udah enggak lama udah berapa kali balik ke sini ada itu sana yang pengumuman satpam. Ininya (Pipi) yang ada codetnya gitu orangnya tadi,” jelas Ai.
Baginya, aksi pencurian di depan gerbang kampus 1 UIN Bandung memang sudah sering terjadi. Hal itu karena banyaknya mahasiswa dan warga sekitar membeli makanan dan menyebabkan kepadatan. Tak hanya itu, banyak juga pembeli yang lengah terhadap barang bawaannya dan tak jarang pula memainkan HP saat orang berdesak-desakan dan membuat aksi pencurian dengan mudah dilakukan.
Reporter: Hanifah Flora Reine/Magang
Redaktur: Nia Nur Fadillah/Suaka