SUAKAONLINE.COM – Aliansi mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Demokrasi Mahasiswa (Fordem) kembali menggelar aksi di depan Gedung Rektorat UIN SGD Bandung, Selasa (23/2/2016). Aksi tersebut bertujuan untuk menuntut Wakil Rektor III bagian Kemahasiswaan, Muhtar Solihin untuk segera mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Pedoman Organisasi Kemahasiswan Intra (POKI) 2015 yang hingga hari ini belum menemui titik terang.
Sebelumnya, Kepala Bagian Kemahasiswaan, Asep Saepuddin Malik pada Jumat (19/02/2016) lalu menjanjikan bahwa POKI 2015 akan disahkan pada Selasa ini. Namun, janji tersebut belum juga menemukan kejelasan hingga hari yang dijanjikan.
Menurut salah satu orator aksi, Habibie mengatakan bahwa POKI 2015 harus segera ditetapkan agar proses musyawarah pembentukan Dewan Mahasiswa (DEMA) bisa dijalankan. Dia juga beranggapan bahwa SK Dirjen 2013 dan POKI 2015 seharusnya sudah ditetapkan. Namun karena ada keteledoran dari pihak-pihak tertentu, menyebabkan molornya penetapan surat panduan tersebut.
“Bayangkan, sudah satu tahun berlalu ke-vaccum-an DEMA, berarti disitu ada permainan entah darimana masuk kemana. Itu terlihat jelas bahwa DEMA di-vaccum-kan agar anggaran yang seharusnya masuk ke DEMA untuk kegiatan mahasiswa itu tidak jelas mengalir kemana, karena seharusnya mengalir ke DEMA,” terang Habibi.
Mewakili Wakil Rektor III, Asep menanggapi aksi tersebut dengan menjelaskan bahwa pihak universitas tidak memperlambat pengesahan POKI 2015. Selanjutnya, Asep juga menegaskan bahwa pihak kampus sudah mengadakan sosialisasi dengan para mahasiswa terkait POKI 2015. “Kami sudah menyebarkan amplop terkait soal surat tanggapan mengenai POKI yang dibagikan ke 8 Senat, 42 HMJ, dan 24 UKM/UKK tapi yang kembali hanya 4 saja,” ujar Asep.
Asep juga memohon bantuan kepada mahasiswa agar membantu penyelesaian POKI 2015 dengan cepat dan segera memberi respon surat tanggapan tersebut. Selanjutnya, menanggapi tuduhan bahwa ada unsur kesengajangan dalam penyelesaian POKI 2015, pihaknya menegaskan bahwa tidak ada biaya yang dikhususkan untuk menyeleseikan panduan organisasi tersebut. Pasalnya, dugaan selama ini adalah pembahasan tentang POKI memakan biaya yang besar. “Tidak ada sedikitpun niat untuk berlama-lama menyelesaikan POKI dan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk POKI,” lanjut Asep.
Asep juga menanggapi masalah aliran dana yang seharusnya mengalir ke DEMA yang masih vacum sampai sekarang. Menurutnya, dana anggaran tersebut tidak kemana-mana dan akan kembali menjadi saldo untuk dipergunakan tahun berikutnya.
Aksi bubar setelah massa merasa cukup jelas dengan jawaban Asep, meskipun yang mereka inginkan adalah penjelasan dari Warek III. Jika sampai malam ini pihak kampus belum juga menetapkan SK POKI 2015, Fordem akan menggelar aksi yang lebih besar pada besok harinya.
Reporter : Akbar Gunawan / Magang
Redaktur : Edi Prasetyo