Kampusiana

Tiga Konsep Pembangunan Kota Ridwan Kamil

Walikota Bandung, Ridwan Kamil didampingi Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud (kiri) menuju mobilnya usai menyampaikan materi dalam konferensi International Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management (CITSM) keempat, Selasa (26/4/2016) di Gedung Anwar Musadad UIN SGD Bandung. Dalam kesempatan itu, Emil kembali memaparkan tiga konsep pembangunan kota ala Ridwan Kamil. (Ayu Isnaini/ Magang)

Walikota Bandung, Ridwan Kamil didampingi Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud (kiri) menuju mobilnya usai menyampaikan materi dalam konferensi International Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management (CITSM) keempat, Selasa (26/4/2016) di Gedung Anwar Musadad UIN SGD Bandung. Dalam kesempatan itu, Emil kembali memaparkan tiga konsep pembangunan kota ala Ridwan Kamil. (Ayu Isnaini/ Magang)

SUAKAONLINE.COM, — Walikota Kota Bandung Ridwan Kamil memiliki tiga konsep besar pembangunan Kota Bandung. Konsep itu antara lain, inovasi, kolaborasi, dan desentralisasi.

“Di kota Bandung tiada hari tanpa gagasan baru, tiada hari tanpa inovasi,” ujarnya seraya disambut tepuk tangan meriah peserta International Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management (CITSM) keempat, Selasa (26/4/2016) di Gedung Anwar Musadad UIN SGD Bandung.

Connect menjadi salah satu penerapan konsep inovasi. Dengan konsep ini Ridwan Kamil dapat terhubung dan berkomunikasi dengan masyarakat Bandung. Emil mengklaim Kota Bandung menjadi satu-satunya kota yang semua unit kerjanya memiliki akun Twitter.

Ada 151 Kelurahan, 30 Kecamatan, dan 20 Dinas di Kota Bandung. Semua jajarannya, Emil paksa untuk melaporkan segala hal tiap harinya. Sedikitnya ada 205 laporan yang dimuat. Ini, kata Emil menjadi sifat akuntabilitas kinerjanya pada masyarakat.

“Sehingga jika ada warga yang bertanya tentang kinerja suatu Kelurahan, Kecamatan atau Dinas saya suruh cek Twitter-nya. Agar warga dapat melihat sendiri bagaimana kinerja kami,” kata Emil.

Lalu kolaborasi ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran Kota Bandung memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak guna mencapai kemajuan dan Bandung yang lebih baik. “Dengan semua orang yang cinta Bandung kita berkolaborasi,” ujar walikota lulusan ITB itu.

Selain itu ada pula desentralisasi, salah satu program dari desentralisasi sendiri yaitu pemberian dana bagi 1500 Rukun Warga sebesar Rp 100 juta untuk kemandirian desanya.

Kegiatan yang diselenggaran jurusan Teknik Informatika UIN SGD Bandung dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga dihadiri oleh Ismail Khalil (Johannes Kepler University Linz, Austria), Teddy Mantoro (USBI Sampoerna University), dan direktur konsultasi Asia untuk Quint Wellington Redwood, Michiel De Boer (ITILExpert, PRINCE 2).

Reporter: Ayu Isnaini & Gisna Maulida/ Magang

Redaktur: Ridwan Alawi

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas