Kampusiana

Bahaya Narkoba Harus Disosialisasikan ke Semua Lapisan

(Dari kanan) Dosen UIN Bandung sekaligus penyuluh anti narkoba di perguruan tinggi, Isep Zaenal Arifin; Deputi bidang pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Ali Johardi; Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud; dan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat, Iskandar Ibahim dalam mengisi kuliah umum bertema Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang diselenggarakan oleh jurusan Tasawuf Psikoterapi di Aula Anwar Musaddad, Senin (19/9/2016). (SUAKA / Rendy M. Muthaqin)

(Dari kanan) Penyuluh anti narkoba di perguruan tinggi, Isep Zaenal Arifin; Deputi bidang pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Ali Johardi; Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud; dan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat, Iskandar Ibahim dalam mengisi kuliah umum bertema Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang diselenggarakan oleh jurusan Tasawuf Psikoterapi di Aula Anwar Musaddad, Senin (19/9/2016). (SUAKA / Rendy M. Muthaqin)

SUAKAONLINE.COM, — Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat, Iskandar Ibrahim mangatakan, pengguna narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza) atau narkoba di Jawa Barat pada tahun 2014 mencapai 850.000 orang. 33 – 50 orang meninggal perhari karena narkoba. “Bahaya narkoba ini harus disosialisasikan kepada semua lapisan masyarakat, agar pengguna narkoba semakin menurun,” kata Iskandar. Bahaya narkoba tersebut dikemukakan dalam kuliah umum tentang Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), di Aula Anwar Musaddad, Senin (19/9/2016).

Anak muda, khususnya mahasiswa UIN SGD Bandung diharapkan selalu hati-hati karena bahaya narkoba sudah masuk lingkungan kampus bahkan kos-kosan. Dikalangan anak muda, narkoba juga dapat merusak kelima aspek kehidupan, meliputi kerusakan biologis, psikologi, sosiologi, kultural dan spiritual.

Senada dengan Iskandar, Deputi Bidang Pencegahan BNN Indonesia, Ali Johardi menambahkan, narkoba merupakan masalah yang terorganisir dan juga masalah global, artinya BNN tidak bisa bekerja sendiri, melainkan membutuhkan bantuan semua lapisan masyarakat. “Sadarkan dan beri pemahaman agar yang pemakai tertarik jadi berhenti narkoba, yang bukan pemakai jangan sampai memakai narkoba,” jelasnya.

Dalam kuliah umum yang diadakan oleh jurusan Tasawuf Psikoterapi tersebut pula, Penyuluh Anti Narkoba di perguruan tinggi, Isep Zaenal Arifin, mengatakan, narkoba terbukti telah menjadi pemicu berbagai kejahatan, perbuatan agresif, tawuran, sex bebas, pornografi, HIV/AIDS dan LGBT. Hal ini mengarah kepada kehancuran bangsa terutama anak muda.

Menurut Isep, Indonesia telah menjadi sasaran empuk bandar narkoba dan telah menjadi konsumen juga penghasil pornografi ke-2 terbesar dunia setelah India. Selain narkoba, Narkolema atau yang disebut Narkotika Lewat Mata tersebut sudah menjadi kebiasaan dikalangan muda. “Pornografi itu kaya makan jengkol, banyak peminatnya tapi malu-malu mengkonsumsinya,” tutur Isep. Menurutnya, Tiga titik saraf pada lobus frontal otak akan rusak oleh narkoba, sedangkan lima titik saraf pada lobus frontal otak akan rusak karena pornografi, sehingga menimbulkan perilaku menagih atau mencari untuk pemuasannya.

Rektor UIN SGD Bandung, Mahmud akan meningkatkan kerjasama dengan BNN, agar UIN Bandung menjadi kiblat untuk kampus lain dalam pencegahan terhadap bahaya narkoba di lingkungan kampus. Selain itu, dirinya berencana memasukan mata kuliah anti narkoba di semua jurusan yang ada di UIN Bandung.

Reporter : Rendy M. Muthaqin

Redaktur : Edi Prasetyo

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas